Dari informasi yang diperoleh Kapitra, Ijtima Ulama II akan mendeklarasikan dukungan kepada bakal capres-cawapres Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dalam Pilpres 2019.
"Saya minta batalkan Ijtima Ulama II kalau cuma mau dukung Prabowo-Sandi dengan kontrak politik. Antum pasti kecewa," kata Kapitra dalam konferensi pers, di Jakarta, Sabtu.
Menurut dia, jika Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) Ulama berkomitmen pada isi rekomendasi Ijtima Ulama I, maka seharusnya ulama yang menjadi capres atau cawapres. Namun yang terjadi, Sandiaga Uno yang dijadikan bakal cawapres mendampingi Prabowo padahal Sandi merupakan pengusaha dan politisi.
Pihaknya pun heran dengan informasi keputusan Ijtima Ulama II yang mendukung Prabowo-Sandi.
"Ijtima Ulama I merekomendasi cawapresnya Prabowo dari ulama. Tapi ini diabaikan, ijtima dikhianati. Nama Sandi tidak masuk dalam rekomendasi itu. Kalau Ijtima Ulama II cuma bela Prabowo dan Sandi, berarti kita cuma terpolarisasi untuk kepentingan politik tertentu. Kembali ke Ijtima Ulama I, bahwa ulama harus jadi wapres," kata politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) ini.
Sementara bakal capres Joko Widodo yang menggandeng ulama KH Ma'ruf Amin tidak didukung. "Ada yang memilih ulama sebagai wapresnya tapi malah di-bully. Logikanya terbalik," katanya.
Padahal, kata dia, Ma'ruf adalah orang yang berjasa dalam sejumlah Aksi Bela Islam yang mendesak proses hukum terhadap mantan Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama dalam kasus penistaan agama.
"Siapa yang bilang Ma'ruf tidak terlibat dalam Aksi Bela Islam 212? Dia orang yang paling berjasa dalam Aksi Bela Islam," katanya.
GNPF Ulama akan menggelar Ijtima Ulama Jilid II di Jakarta pada Minggu (16/9). Ijtima tersebut bertujuan menentukan sikap dan arah dukungan para ulama dalam Pilpres 2019 mendatang.
Dalam acara itu, rencananya akan dihadiri 1.000 ulama dan sejumlah tokoh nasional.
Baca juga: Ijtima ulama II pastikan dukung Prabowo Subianto-Sandiaga Uno
Baca juga: PKS: Prabowo harus pertimbangkan serius rekomendasi Ijtima Ulama
Pewarta: Anita Permata Dewi
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018