• Beranda
  • Berita
  • Lady Diana sampai Mick Jagger pernah ke Pulau Moyo

Lady Diana sampai Mick Jagger pernah ke Pulau Moyo

16 September 2018 03:18 WIB
Lady Diana sampai Mick Jagger pernah ke Pulau Moyo
Air terjun Mata Jitu, Pulau Moyo, Sumbawa, NTB (visittambora.com)

Tidak perlu jauh-jauh berlibur ke luar negeri, jika hanya ingin memamerkan cantiknya keasrian alam

Jakarta  (ANTARA News) - Tidak sedikit masyarakat yang belum mengetahui keberadaan Pulau Moyo di Nusa Tenggara Barat (NTB), meski sudah mendengar adanya ajang Sail Moyo Tambora 2018 yang digelar dari 9 September sampai 23 September 2018.

Pulau Moyo, meski terpencil, berada di 2,5 kilometer sebelah utara Pulau Sumbawa, dengan luas 350 kilometer persegi, memiliki keindahan alam menakjubkan dengan terumbu karangnya yang sangat indah.

Berbicara soal pantai, Moyo benar-benar seperti surga yang turun dari langit, dengan pasir putih dan air yang biru jernih berpadu dengan langit biru bersih, sehingga tidak mengherankan lokasi tersebut menjadi buruan para pecinta laut.

Belum lagi hutan dengan air terjun yang menawan, membuat lokasi ini pun sudah tidak aneh jika sering terpajang di instagram atau media sosial lainnya.

Dengan keindahan demikian tidak mengherankan banyak pesohor dunia yang pernah mengunjunginya. Mendiang Lady Diana bersama Pangeran Charles, misalnya, sejak 1993 silam sudah mengkhususkan diri mengunjunginya.

Bahkan vokalis kenamaan grup musik asal Inggris The Rolling Stones, Mick Jagger pun pernah mendatangi pulau yang terkenal dengan suasana tenangnya itu. Demikian pula penyayi papan atas David Bowie.

Selain itu dari kalangan olahragawan, ada petenis cantik Maria Sharapova tidak ingin ketinggalan mengunjungi Pulau Moyo untuk menikmati kecantikannya, termasuk selebriti sepakbola asal Inggris yang mantan pemain Manchester United dan Real Madrid,  David Beckham.

Konon Lady Diana memiliki tempat favoritnya di lokasi tersebut, yakni Air Terjun Mata Jitu yang memiliki tujuh kolam dengan posisi berundak-undak. Mendiang Lady Diana sering berendam dengan menikmati suasana kehijauan di sekeliling air terjun itu.

Lokasi menarik lainnya yang bisa dikunjungi para pelancong yakni, Pantai Tanjung Pasir, Pantai Raja Sua, serta air terjun Diwu Mbai.

Di Pulau itu, para pelancong biasa berswafoto dengan latar belakang pemandangan indah. Tidak perlu jauh-jauh berlibur ke luar negeri, jika hanya ingin memamerkan cantiknya keasrian alam.

Pulau Moyo membuktikan bahwa di dalam negeri sangat banyak keindahan alam yang bisa dieksplor para pelancong nusantara, apalagi Indonesia memiliki belasan ribu pulau.

Ajang Sail Moyo Tambora 2018 diharapkan akan semakin memperkenalkan Pulau Moyo ke kalangan wisatawan nusantara maupun mancanegara.

 Ada 140 kapal yacht dari belasan negara mengikuti Sail Moyo Tambora. Mereka mulai berlayar dari lokasi berbeda sebagai titik start, yakni sebagian dari Darwin, Australia dan ada yang dari Malaysia serta Singapura, mulai awal Juni.

Kapal-kapal layar ini berkumpul di kawasan Labuhan Bajo, Flores, NTT, lalu  bersama-sama menuju lokasi puncak kegiatan di Teluk Saleh di Pulau Sumbawa.

Baca juga: Atraksi paramotor meriahkan Sail Moyo Tambora

Pascagempa

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan menyebutkan Sail Moyo Tambora 2018 yang digelar di Sumbawa, NTB, merupakan awal kebangkitan pariwisata pascabencana gempa beruntun di provinsi tersebut.

Luhut yang meresmikan kegiatan Sail Moyo Tambora 2018 pada 9 September 2018, mengapresiasi terselenggaranya acara yang juga diisi dengan rangkaian kegiatan amal dan bakti sosial, sehingga dapat membangkitkan semangat dan mengurangi beban korban yang terdampak gempa.

"Perhelatan Sail Moyo Tambora 2018 ini menjadi awal dari recovery (pemulihan) pariwisata Lombok dan Sumbawa pascagempa yang menerpa NTB secara beruntun dalam beberapa waktu terakhir. Saya mengimbau, bilamana kita mempunyai perhelatan, mari kita arahkan pelaksanaannya di kawasan ini sebagai bentuk solidaritas kita untuk membangkitkan kepariwisataan di sini," katanya.

Sail Moyo Tambora 2018 merupakan sail ke-10 dari rangkaian Sail Indonesia yang dilaksanakan pertama kali pada 2009 di Bunaken, Manado.

Sail Indonesia pada awalnya bertujuan mempercepat pembangunan daerah-daerah tertinggal di Indonesia. Tetapi, seiring perkembangannya, setelah Sail Sabang 2017, penyelenggaraannya lebih ditekankan pada upaya pengembangan destinasi wisata.

Kali ini, NTB dipilih sebagai tuan rumah karena memiliki kekayaan bahari yang melimpah, sehingga dinilai tepat untuk menghelat kegiatan wisata bahari bertaraf internasional.

Sumbawa layak dipilih sebagai lokasi penyelenggaraan Sail Moyo Tambora 2018, sebab pesona pulau Moyo di perairan Sumbawa sudah sangat terkenal di dunia, ujarnya.

"Pernah dengar kalau mendiang Lady Diana pernah berlibur di Pulau Moyo? Ada juga penyanyi legendaris Mick Jagger, dan sejumlah pesohor pernah juga ke sana. Artinya, Moyo sudah mendunia," ungkap Luhut.

Selain itu, kawasan Gunung Tambora juga sudah dikenal luas. Letusan gunung berapi itu pada 1815 bahkan sampai mengubah iklim di sebagian belahan bumi.

Kedua ikon, Pulau Moyo dan Gunung Tambora, itulah yang dinilai tepat untuk mendorong promosi potensi wisata di Sumbawa.

Menhub Budi Karya selaku Ketua Pelaksana Sail Moyo Tambora 2018 berharap acara Sail Moyo bisa menjadi obat dan penyemangat bangkitnya pariwisata di NTB.

"Kita semua pasti ingin NTB ini Bangkit. Ini menandai kebangkitan NTB yang luar biasa. NTB ini sangat terkenal. Pariwisata menjadi industri yang menjanjikan bagi NTB. Alamnya luar biasa, budayanya mempesona, sehingga mendatangkan devisa bagi Indonesia," ujar Menhub.

Baca juga: Sail Moyo diharapkan mampu bangkitkan pariwisata NTB pascagempa


Momentum besar

Hal senada dikatakan Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal, Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) Samsul Widodo.

Ia mengatakan, Sail Moyo Tambora menjadi momentum besar untuk mengangkat Kabupaten Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk lepas dari daerah tertinggal.

Sail Moyo Tambora akan memperkenalkan keindahan alam Sumbawa yang tak hanya akan menarik perhatian wisatawan lokal, namun juga akan menarik minat wisatawan asing.

Menurutnya, momen tersebut seharusnya membuat Sumbawa tidak lagi bergantung pada Lombok. "Sumbawa ini selalu kelewat. Orang dari lombok langsung ke NTT (Nusa Tenggara Timur) merasa puas di Lombok, mereka ke (Sumba) NTT dengan karakter yang berbeda," katanya.

Sebagian besar pengunjung Sail Moyo Tambora yang hadir, lanjut dia, belum mengetahui adanya Sumbawa. Hal ini menunjukkan bahwa Pulau Sumbawa belum begitu dikenal oleh khalayak. Untuk itu, Sail Moyo Tambora akan menjadi ajang besar dalam mempromosikan keindahan pariwisata alam Sumbawa.

"Kalau saya lihat tamu yang hadir, banyak mereka yang tidak tahu Sumbawa. Kalaupun tahu mereka tidak pernah ke sini. Jadi ini adalah ajang untuk memperkenalkan Sumbawa. Momen ini menjadi sangat penting untuk tindak lanjutnya ke depan," ujarnya.

Terkait pengembangan Pariwisata desa-desa di Sumbawa menurutnya, Kementerian Desa akan membantu mempromosikannya secara daring. Selain itu juga akan membantu mempromosikannya melalui kerja sama dengan travel-travel pariwisata.

"Kami mengumpulkan travel-travel pariwisata dan mereka kita ajak agar memperkenalkan pariwisata di daerah tertinggal. Memang belum masif, tapi kami akan terus lakukan," ungkapnya.

Menurut Samsul, selain sektor wisata, Kabupaten Sumbawa memiliki ragam produk yang bisa dikembangkan menjadi produk unggulan daerah.

"Sebenarnya Sumbawa punya beberapa komoditas unggulan, ada sapi, ikan laut, jagung, buah-buahan. Kami mencoba bagaimana memasarkan komoditas unggulan ini langsung ke kota-kota besar seperti Jakarta atau Denpasar. Setelah kegiatan ini kami akan rapat dengan Pemerintah Daerah untuk membahas tidak lanjutnya," ungkapnya.

Ini supaya Sumbawa tidak saja dikenal para pesohor dunia dengan wisata Pulau Moyonya, tetapi juga menjadi daerah yang maju dan mampu mendukung kawasan wisatanya tersebut.

Baca juga: Sail Moyo Tambora menjadi momentum besar untuk angkat Sumbawa
Baca juga: 17 kegiatan siap semarakkan Sail Indonesia 2018

 

Pewarta: Riza Fahriza
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018