Sigit Pramono, founder Jazz Gunung, penyelenggara ajang tersebut, di Banyuwangi, Senin menjelaskan ajang tahunan itu bakal kembali digelar dengan lokasi di sebuah tempat eksotis di kaki Gunung Ijen.
Pada acara tersebut akan ditampilkan tujuh musisi yang siap memberikan suguhan jaz beragam aliran, mulai musisi pemula pemenang "Banyuwangi Student Jazz Festival" hingga para pesohor, seperti Andien, Shadow Puppets feat. Marcell Siahaan, serta Idang Rasjidi & The Next Generation feat. Mus Mujiono dan Sastrani sebagai penampil utama.
"Mereka semua akan mengisi Amfiteater Taman Gandrung Terakota. Amfiteater ini menawarkan pemandangan dengan latar belakang kawasan persawahan berupa ratusan patung terakota berwujud penari Gandrung yang tersebar di sekitar persawahan 600 meter di atas permukaan laut. Sangat eksotis," katanya.
Sigit menambahkan, pertunjukan jaz ini akan dibuka oleh penampilan dari Sendratari Meras Gandrung, pimpinan Haidi Bing Slamet, yang nantinya akan digelar secara rutin di Amfiteater Taman Gandrung Terakota sebagai atraksi wisata budaya yang bisa dinikmati para wisatawan.
"Pertunjukan seluruh acara dimulai pukul 15.30 WIB. Jadi, penonton akan kami menikmati keindahan lansekap Gunung Ijen sebelum alunan jaz dari para musisi mengalun," kata Sigit yang juga bankir senior serta mantan dirut sebuah bank BUMN ini.
Seniman Djaduk Ferianto yang nantinya akan bertindak sebagai host acara menambahkan, event Jazz Gunung Ijen mengusung konsep yang berbeda. Satu hal yang spesial dari pertunjukan ini adalah keintiman interaksi antara penampil dengan penonton.
"Penonton akan terasa lekat tanpa sekat seakan menyaksikan penampilan musik di belakang rumah sendiri. Musisi penampil pun tak sungkan untuk bercerita lebih mendalam tentang latar belakang musiknya," kata Djaduk.
Kedekatan yang bakal tercipta nanti, lanjut Djaduk, akan membuat penonton bisa mendengarkan lebih detail suara para musisi. "Kita nanti akan tahu kualitas lantunan musisi. Misalnya Andien yang sekarang sudah punya anak. Biasanya penyanyi yang habis melahirkan, suara yang dikeluarkan akan lebih matang dan hangat. Nanti kita buktikan di sana saja," kata Djaduk.
Bupati Banywuangi Abdullah Azwar menambahkan, Jazz Gunung Ijen diharapkan bisa menjadi festival yang mampu menyedot wisatawan khususnya segmen penggemar musik jaz.
"Kami mengapresiasi manajemen Jazz Gunung yang terus menggelar event di rangkaian Banyuwangi Festival. Ini menunjukkan bahwa kolaborasi antara pemkab dan swasta akan mempercepat pengembangan pariwisata," ujar Anas.
Jazz Gunung Ijen pertama kali digelar pada 2013. Festival tahunan itu dinilai sukses menjadi pembeda dari festival musik jaz lain. Selain karena venuenya yang berada di kaki Gunung Ijen, juga karena mengusung konsep keintiman antara musisi dan penonton.
Baca juga: Ribuan pengunjung padati Jazz Gunung Bromo
Pewarta: Masuki M Astro
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018