• Beranda
  • Berita
  • Mata warga Palangka Raya merah dan pedih karena asap

Mata warga Palangka Raya merah dan pedih karena asap

17 September 2018 17:38 WIB
Mata warga Palangka Raya merah dan pedih karena asap
Ilustrasi - Sejumlah pengendara motor mengenakan masker saat melintasi jembatan yang diselimuti kabut asap di Pontianak, Kalbar, Jumat (24/8/2018). (ANTARA FOTO/Jessica Helena Wuysang)

Namun yang lebih saya khawatirkan ialah kondisi anak saya. Anak-anak saya masih umur dua setengah tahun sehingga belum bisa dan belum mau memakai masker.

Palangka Raya, (ANTARA News) - Kabut asap yang menyelimuti Kota Palangka Raya mulai mengganggu kesehatan masyarakat di Ibu Kota Provinsi Kalimantan Tengah itu.

"Meski belum termasuk kategori parah, namun kabut asap mulai berdampak pada kesehatan warga. Sejumlah masyarakat semakin merasakan dampak kebakaran lahan yang menyebabkan kabut asap," kata Direktur RSUD Kota Palangka Raya, Abram Sidi Winasis di Palangka Raya, Senin.

Dia mengungkapkan diantara gangguan kesehatan yang dirasakan masyarakat seperti mata merah dan pedih, tenggorokan terasa kering dan hidung pengar.

Ia menambahkan, jika kondisi tersebut dibiarkan penyakit tersebut bisa lebih parah. Dampak lebih lanjut masyarakat bisa terserang Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).

"Memang kami belum merekapitulasi, namun berdasar pantauan banyak masyarakat yang merasakan dampak kabut asap itu. Termasuk diantaranya saya yang merasakan. Saat menelan tenggorokan agak sakit," jelasnya.

Pria berkacamata itu pun meminta masyarakat terus berupaya menjaga kesehatan. Terlebih lagi anak-anak dan orang lanjut usia yang ketahanan tubuhnya rendah.

"Kurangi aktivitas di luar ruangan jika tidak penting. Jika terpaksa maka gunakan masker. Selain itu juga perbanyak minum air putih serta makan buah dan sayur ditambah Vitamin jika perlu," katanya.

Adi salah satu warga "Kota Cantik" mengaku mulai merasakan dampak kabut asap. Mulai dari mata pedih hingga hidung pengar dan tenggorokan terasa meradang dan kemarin malam bahkan kepala terasa pusing.

"Namun yang lebih saya khawatirkan ialah kondisi anak saya. Anak-anak saya masih umur dua setengah tahun sehingga belum bisa dan belum mau memakai masker. Alternatifnya kami kurangi aktivitas di luar rumah dan memberi banyak minum air putih," lanjutnya.

Dia menambahkan, beberapa hari lalu kabut asap terasa pada sore hingga pagi hari. Namun, untuk hari ini, aroma kabut asap tercium sepanjang hari.

Bapak dua anak ini pun berharap kebakaran lahan yang marak terjadi dapat dipadamkan sehingga Kabut asap yang menyelimuti Kota Palangka Raya segera menghilang.*

 


Baca juga: Kabut asap selimuti Palangka Raya pada pagi dan sore

Baca juga: Masyarakat Palangka Raya mulai cium asap kebakaran

 

Pewarta: Rendhik Andika
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018