Bisa mengikuti peragaan busana di banyak negara, menurut Dian bermanfaat untuk mengenalkan label dan karyanya. Tapi kalau untuk urusan bisnis, dia lebih memilih wilayah Asia dan Timur Tengah.
Baca juga: Fashion Lebaran a la Dian Pelangi
"Saya lebih senang ke Timur Tengah dan Asia, karena lebih terpakai. Kalau Amerika dan Eropa itu buat branding, mungkin mereka akan takjub tapi sudah sampai di situ saja, mau dipakai sama siapa," ungkap Dian saat berbincang di Jakarta.
"Kalau Asia dan Timur Tengah, mereka akan beli nggak pakai nawar, harga dinaikin tiga kali lipat, mereka enggak masalah, banyak yang beli," lanjut desainer yang memiliki ciri motif jumputan Palembang ini.
Baca juga: IFW 2018 etalase industri mode nasional
Bagi Dian, bisa tampil di ajang fashion luar negeri sangat dibutuhkan. Selain untuk branding, Dian menilai ketika seorang desainer pernah memamerkan busananya di kancah internasional, akan lebih 'dilihat' oleh masyarakat Indonesia.
"Yang pertama tentu branding. Karena masyarakat Indonesia ini kiblatnya ke Barat, yang lagi tren di sana diikutin. Jadi enggak ada salahnya label kita dikagumi di sana, karena ujung-ujungnya tetap market Indonesia. Dari branding, efeknya berpengaruh di Indonesia, itu berpengaruh ke selling karena dia tahu kita pernah fashion show di sana," ujar Dian menutup perbincangan.
Baca juga: Cerita Dian Pelangi soal Halima Aden yang takjub dengan 'ninja'
Baca juga: Enam desainer Indonesia terlibat dalam Contemporary Muslim Fashions
Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018