Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah berencana menawarkan kesempatan investasi sebesar 42,2 miliar dolar AS pada Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia yang akan berlangsung di Bali, Oktober 2018.Kami akan menawarkan 79 proyek dari 21 perusahaan BUMN
"Kami tawarkan kesempatan investasi sebesar 42,2 miliar dolar AS, dengan nilai total proyek sekitar 86 miliar dolar AS," kata Staf Khusus Menteri BUMN Sahala Lumban Gaol dalam acara dikusi "Menakar Dampak IMF-WB" di Jakarta, Senin.
Sahala mengatakan proyek-proyek tersebut akan ditawarkan kepada investor yang hadir dalam pertemuan akbar itu dan dirangkum dalam buku khusus kesempatan investasi yang segera diterbitkan.
Buku kesempatan investasi ini akan menawarkan informasi secara lengkap mengenai proyek layak investasi tersebut termasuk diantaranya beberapa diantaranya proyek yang selama ini sudah dikenal publik seperti jalan tol maupun pembangkit listrik.
"Nanti akan lebih lengkap kalau sudah melihat bukunya, di buku itu, kami akan menawarkan 79 proyek dari 21 perusahaan BUMN," katanya.
Sahala mengatakan pemerintah tidak menargetkan realisasi investasi yang masuk dari kesempatan penawaran ini, karena yang terpenting adalah Indonesia bisa memanfaatkan momentum untuk mengundang arus modal masuk.
"Kita tidak menargetkan ada target karena kita ingin menyakinkan mereka bahwa proyek-proyek ini sangat bagus. Jadi momentum penyelenggaraan ini tidak akan dilewatkan untuk menyakinkan investor," katanya.
Model investasi yang ditawarkan pemerintah antara lain penanaman modal langsung berupa kemitraan strategis sebesar 6,6 miliar dolar AS untuk 13 proyek, partisipasi ekuitas 21,2 miliar dolar AS untuk 45 proyek maupun pembiayaan proyek 11,6 miliar dolar AS untuk 19 proyek.
Selain itu, model investasi lainnya adalah investasi ke pasar modal berupa obligasi domestik (MTN) sebesar 748 juta dolar AS untuk dua proyek, obligasi proyek 1,2 miliar dolar AS untuk satu proyek dan dana infrastruktur 852 juta dolar AS untuk empat proyek.
Sektor yang ditawarkan tersebut mencakup investasi dalam bidang energi listrik, minyak dan gas, manufaktur, telekomunikasi, konstruksi dan infrastruktur, transportasi, pelabuhan laut, bandar udara, properti dan real estat, pariwisata dan perhotelan, pertahanan keamanan dan pasar modal.
Baca juga: Kemenkeu sebut ada 2.000 pertemuan bahas isu global dalam IMF-WB
Baca juga: Bappenas katakan pertemuan IMF-WB beri dampak 0,64 persen ekonomi Bali
Pewarta: Satyagraha
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2018