Menurut iNADO, mereka sedang menunggu pengembalian status RUSADA, tapi tidak bisa membiarkan saja akan sikap diam WADA selama berbulan-bulan setelah adanya pernyataan dari komite untuk meninjau kembali pengembalian status tersebut.
"Semua orang yang rasional pasti akan menyimpulkan bahwa Rusia belum memenuhi kewajibannya kepada komunitas olahraga global," kata iNADO dalam pernyataannya.
"WADA harus membuat keputusan berdasarkan prinsip yang konsisten dan tidak sekedar menjadi calo bagi kepentingan negara besar."
RUSADA dikenai sanksi skorsing pada November 2015 menyusul adanya laporan WADA bahwa terjadi penggunaan doping secara sistemik terhadap atlet Rusia dan mendapat dukungan dari pemerintah.
Sejak itu telah dilakukan reformasi besar-besaran demi untuk membenahi sistem anti-doping Rusia dan mengembalikan kepercayaan internasional terhadap olahraga negara itu.
Untuk mendapatkan kembali akreditasi, lembaga doping Rusia itu harus mengumumkan penemuan WADA bahwa lebih 1.000 atlet Rusia mendapat keuntungan dari sistem pemerintah agar menyembunyikan pemeriksaan hasil positif doping selama lebih dari lima tahun.
Pihak pemerintah Rusia secara tegas sudah membantah kecurigaan tersebut.
Otoritas lembaga doping Rusia juga harus memberikan akses terhadap sampel urine yang disimpan di laboratorium anti doping Moskow.
WADA minggu lalu mengatakan bahwa komite mereka sudah meninjau kembali surat dari kementrian olahraga Rusia yang menyatakan sudah mengidentifikasi masalah tersebut secara benar, sehingga telah memenuhi satu dari dua kriteria yang tersisa agar keberadaan lembaga itu bisa dikembalikan.
Komite eksekutif WADA akan bersidang pada 20 September untuk meninjau kembali upaya RUSADA agar kembali dikukuhkan.
Menurut iNADO, pertemuan mendatang barangkali akan menjadi keputusan paling penting yang pernah dihadapi WADA.
Baca juga: Badan anti-doping nyatakan Cheryshev bersih dari doping
Baca juga: Badan anti doping Spanyol investigasi Cheryshev
Pewarta: A032
Editor: Dadan Ramdani
Copyright © ANTARA 2018