"Pariwisata, sangat jelas dan kelihatani. Ekonomi kita sangat terbantu, penghasilan devisa terbantu oleh pertumbuhan wisata internasional," kata Thomas Lembong saat ditemui usai rapat di Kemenko Kemaritiman Jakarta, Selasa.
Thomas mengatakan pertemuan IMF-World Bank yang digelar di Bali pada 8 sampai 14 Oktober 2018 menjadi momentum bagi Indonesia untuk meningkatkan devisa melalui investasi di sektor pariwisata.
Selain itu, Indonesia juga akan menekankan pada pengendalian konsumsi BBM impor dengan menggunakan substitusi biodiesel atau campuran bahan bakar nabati yang lebih murah.
"Neraca dagang khususnya BBM impor dengan substitusi biodiesel yang merupakan produk lokal dan lebih murah. Ini langkah positif yang harus ada perhatian ke sektor energi dan bahan bakar," kata Thomas.
Pemerintah berencana menawarkan kesempatan investasi sebesar 42,2 miliar dolar AS dengan nilai total proyek sekitar 86 miliar dolar AS pada Pertemuan Tahunan IMF-Bank Dunia.
Staf Khusus Menteri BUMN Sahala Lumban Gaol mengatakan pemerintah tidak menargetkan realisasi investasi yang masuk dari kesempatan penawaran ini, karena yang terpenting adalah Indonesia bisa memanfaatkan momentum untuk mengundang arus modal masuk.
Model investasi yang ditawarkan pemerintah antara lain penanaman modal langsung berupa kemitraan strategis sebesar 6,6 miliar dolar AS untuk 13 proyek, partisipasi ekuitas 21,2 miliar dolar AS untuk 45 proyek maupun pembiayaan proyek 11,6 miliar dolar AS untuk 19 proyek.
Selain itu, model investasi lainnya adalah investasi ke pasar modal berupa obligasi domestik (MTN) sebesar 748 juta dolar AS untuk dua proyek, obligasi proyek 1,2 miliar dolar AS untuk satu proyek dan dana infrastruktur 852 juta dolar AS untuk empat proyek.
Sektor yang ditawarkan tersebut mencakup investasi dalam bidang energi listrik, minyak dan gas, manufaktur, telekomunikasi, konstruksi dan infrastruktur, transportasi, pelabuhan laut, bandar udara, properti dan real estat, pariwisata dan perhotelan, pertahanan keamanan dan pasar modal.
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2018