Ya, gaung internasional itu ditandai dengan kunjungan ratusan delegasi Dewan Perempuan International (International Council of Women/ICW) dari berbagai negara ke balkondes-balkondes itu pada Selasa ini.
Tak hanya berkunjung, mereka juga bermalam hingga Rabu (19/9) dalam rangkaian mengikuti acara Sidang Umum ke-35 ICW dan Temu Nasional Seribu Organisasi Perempuan Indonesia sejak 11 September hingga 20 September 2018.
Mereka menikmati pesona alam yang dekat dengan kawasan wisata Candi Borobudur yang tersohor sejak dulu kala ke seantero dunia dan menjadi delegasi internasional pertama yang menginap di berbagai pemondokan atau "homestay" di balkondes itu.
Terdapat sekitar 200 kamar di 20 balkondes, yang tersebar di 20 desa (satu desa, satu balkondes) di Kecamatan Borobudur, yang dikelola oleh Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Terdapat 20 balkondes yang dibangun dan disponsori oleh BUMN.
Ke-20 balkondes itu adalah Balkondes Bigaran (disponspori Taman Wisata Candi), Balkondes Borobudur (Taman Wisata Candi), Balkondes Bumiharjo (Pembangunan Perumahan), Balkondes Candirejo (Semen Indonesia), Balkondes Giripurno (Taman Wisata Candi), Balkondes Giritengah (Jasaraharja).
Lalu, Balkondes Kembanglimus (Patrajasa), Balkondes Karanganyar (Bank BTN), Balkondes Karangrejo (PGN), Balkondes Kebonsari (Hutama Karya), Balkondes Kenalan (Bank Mandiri), Balkondes Majaksingi Desa Singkober (Jasamarga), Balkondes "The Gade Village" Ngargogondo (Pegadaian).
Kemudian, Balkondes Ngadiharjo (PLN), Balkondes Sambeng (Patra Jasa), Balkondes Duta Menor Desa Tanjungsari (Bank BRI), Balkondes Tegalarum (Angkasa Pura II), Balkondes Tuksongo (Telkom), Balkondes Wanurejo (Bank BNI), dan Balkondes Wringinputih (Pertamina).
Untuk BUMDes
Program BUMN Hadir untuk Negeri yang dicanangkan oleh Kementerian BUMN beserta sekitar 100 BUMN yang ada di Tanah Air memang telah memberikan hasil konkret bagi masyarakat.
Begitu pula keberadaan balkondes yang ditujukan bagi peningkatan kegiatan perekonomian desa terutama dalam menunjang pariwisata di sekitar Candi Borobudur.
Para wisatawan yang berkunjung ke Candi Borobudur dapat lebih lama menikmati situs bersejarah yang merupakan keajaiban dunia serta pesona alam di sekitar Borobudur untuk menginap di pemondokan-pemondokan yang disediakan di tiap balkondes.
Kegiatan ekonomi desa pun bakal hidup dengan berbagai kearifan budaya lokal yang mengagumkan.
PT Angkasa Pura II saat meresmikan Balkondes Sakapitu di Desa Tegal Arum, Kecamatan Borobudur, pada Jumat (7/9) telah menyadari bahwa balkondes itu secara khusus dibangun untuk mendorong Desa Tegal Arum yang bersekatan dengan Candi Borobudur meningkatkan fungsinya sebagai desa pariwisata lantaran lokasinya yang dekat dengan Candi Borobudur.
Direktur Utama Angkasa Pura II Muhammad Awaluddin menyebutkan bahwa Balkondes Sakapitu kelak akan dikelola oleh Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Tegal Arum.
Seluruh pendapatan dari usaha pemondokan atau "homestay" itu akan menjadi milik Desa Tegal Arum.
Presiden Jokowi saat mengunjungi Balkondes Tuksongo dan Balkondes Wringinputih pada 18 September 2017, atau tepat setahun lalu dengan kunjungan delegasi ICW saat ini, juga sangat mengapresiasi program pemberdayaan perkonomian masyarakat desa melalui keberadaan Balkondes ini.
Menteri BUMN Rini Soemarno mengatakan bahwa Balkondes dibangun dengan konsep membangkitkan ekonomi kerakyatan melalui bantuan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) BUMN yang mendukung kemajuan sektor pariwisata.
Balkondes didirikan sebagai sarana pengembangan perekonomian masyarakat setempat melalui pengembangan kegiatan UMKM di lingkungan sekitar. Di satu sisi juga adanya homestay dapat dipadukan dengan ekplorasi seni dan budaya lokal untuk menunjang pariwisata setempat.
Balkondes yang dibangun oleh BUMN ini diserahkan sepenuhnya kepada masyarakat desa sebagai bentuk kepedulian sosial perusahaan kepada masyarakat Indonesia untui dikelola bagi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat desa setempat.
Balkondes Tuksongo yang dibangun PT Telkom dan telah diresmikan oleh Menteri BUMN pada 20 Agustus 2017, misalnya, ditunjang dengan berbagai fasilitas dan layanan terintegrasi berbasis digital, mulai dari "room automation", sistem pemesanan paket wisata berbasis online hingga sistem pembayaran dengan digital cash. Balkondes Tuksongo juga dilengkapi dengan "digital signage" dan fasilitas "smart parking".
Balkondes Tuksongo diproyeksikan menjadi Digital Heritage Village, yakni sebagai kompleks desa wisata yang memadukan teknologi digital dengan keunikan suasana pedesaan dalam berbagai kegiatan budaya, kesenian, UMKM, pendidikan dan agro wisata.
Selain dilengkapi dengan fasilitas "homestay" yang memungkinkan wisatawan menginap dan menikmati lingkungan asri pedesaan, Balkondes juga memiliki fasilitas rumah joglo dan plaza dengan amphitheatre sebagai panggung kesenian dan pentas budaya.
Terdapat rumah limasan sebagai ruang pajang hasil karya UMKM serta sebuah rumah limasan kecil sebagai lokasi workshop para pelaku UMKM sehingga wisatawan yang bermalam di Balkondes dapat langsung berinteraksi dan menikmati berbagai karya UMKM khas daerah dan tentunya kuliner daerah setempat.
Melalui balkondes, BUMN juga berupaya meningkatkan kapasitas dan kapabilitas pelaku UMKM setempat serta mengangkat kekayaan seni-budaya tradisional.
Hal ini sejalan dengan semangat pemerintah untuk mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik, termasuk pariwisata.
Oleh Budi Setiawanto
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2018