Menkes minta kepala daerah dorong imunisasi MR

18 September 2018 16:54 WIB
Menkes minta kepala daerah dorong imunisasi MR
Menteri Kesehatan Nila Farid Moeloek (keempat kiri) menyaksikan penyuntikan imunisasi campak measles dan rubella (MR) di MTs Negeri 1 Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu (1/8/2018). Imunisasi MR tersebut diselenggarakan serentak di 28 provinsi di luar Pulau Jawa selama Agustus-September 2018. (ANTARA /Yusran Uccang)

kepala daerah membantu masyarakatnya melakukan imunisasi

Badung, Bali (ANTARA News) - Menteri Kesehatan (Menkes), Nila Moeloek meminta kepada kepala daerah untuk mendorong pelaksanaan imunisasi campak dan rubella (MR) agar para orang tua mau mengimunisasi anaknya.

"Saya kira kita nggak ingin anak kita cacat atau meninggal. Jadi kita mengimbau, mendorong kepala daerah membantu masyarakatnya melakukan imunisasi," katanya di Kuta Kabupaten Badung Bali, Selasa.

Menkes mengajak masyarakat agar mau mengimunisasi anaknya dengan vaksin MR untuk pencegahan penyakit dan akibat yang disebabkan campak dan rubella.

Dia juga menyampaikan bahwa sudah ada fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Nomor 33 Tahun 2018 tentang Penggunaan Vaksin MR Produk SII untuk imunisasi yang menyatakan penggunaan vaksin dari India tersebut mubah atau boleh kendati masih haram.

"Jadi fatwa MUI sudah keluar. Kami tetap dari kesehatan, kalau kita melihat manfaatnya lebih besar dibanding mudaratnya. Saya tidak ingin dong anak-anak kita cacat nanti karena rubella, atau meninggal karena sakit campak," kata Menkes.

Berdasarkan data dari Kementerian Kesehatan, pencapaian program imunisasi MR di 28 provinsi luar Jawa saat ini sekitar 48-50 persen dari yang ditargetkan 95 persen.

Provinsi Aceh menjadi yang terendah dengan cakupan hanya sekitar 7,08 persen, diikuti Riau 23,85 persen, dan Sumatera Barat 25,31 persen.

Sedangkan, beberapa provinsi dengan cakupan cukup tinggi ialah Papua Barat 89,97 persen, Bali 83,03 persen, dan Nusa Tenggara Timur(NTT) 79 persen.

Menkes menegaskan pencapaian cakupan harus mencapai 95 persen untuk menciptakan kekebalan kelompok di mana lima persen anak yang tidak diimunisasi tetap aman karena virus tidak bisa berkembang.

Baca juga: Kemenkes sebut empat faktor ini penyebab melencengnya target imunisasi rubella
 

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2018