Dilansir Reuters, Selasa (18/9) waktu setempat, Ferrari mengincar laba sebesar 1,8 sampai 2 miliar euro pada 2022.
"Ini adalah rencana ambisius, tetapi bisa dilakukan berdasarkan kerangka yang konkret dan terperinci," kata kepala eksekutif Ferrari, Louis Camilleri, di Maranello.
Camilleri dan timnya mengatakan rencana besar itu dijalankan dengan cara mengubah mesin balap dengan pembakaran konvensional menjadi kendaraan hibrida.
Menurutnya, penggunaan mesin hibdrida akan meningkatkan margin keuntungan perusahaan hingga lebih dari 38 persen tanpa mengorbankan eksklusivitas dari merek Ferrari.
Camilleri memastikan bahwa sebagian besar mobil yang dibuat Ferrari akan menggunakan mesin hibrida-listrik pada 2022. Perusahaan mobil sport aerodinamis itu juga akan meluncurkan SUV pertama bernama Purosangue.
"Pada 2022, hampir 60 persen dari model yang kami hasilkan akan dibangun menggunakan penggerak hibrida," kata Louis Camilleri kepada AFP.
Ferrari harus bertransisi ke kendaraan hibrida menyusul regulasi ramah emisi yang mulai diberlakukan di sejumlah negara di dunia.
Camilleri mengakui, pada awalnya tidak menyukai ide merilis sebuah model SUV.
"Itu tidak cocok dengan merek kami dan semua yang diwakilinya," katanya, kemudian mengatakan bahwa desain terbaru itu akan "mendefinisikan kembali harapan" Ferrari.
Baca juga: Ferrari empat tempat duduk ditampilkan di Maranello
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018