Bantuan dan kerja sama teknis IAEA tidak hanya dimanfaatkan bagi kepentingan rakyat secara nasional, tetapi juga dikembangkan untuk memberi manfaat bagi negara lain, khususnya dalam kerangka kerja sama Selatan-Selatan melalui "practical arrangement" yang ditandatangani pada saat kunjungan Dirjen IAEA Yukiya Amano ke Indonesia pada Februari lalu.
Hal tersebut disampaikan Dubes RI Wina/Wakil Tetap RI yang terakreditasi pada IAEA, Dr Darmansjah Djumala, dalam pernyataannya selaku Ketua Delegasi Indonesia pada Sidang Umum IAEA ke-62 (SU IAEA ke-62) berlangsung di Wina, Austria dari tanggal 17 hingga 21 September.
Dubes Djumala menjelaskan, salah satu contoh kongkrit keunggulan Indonesia di bidang aplikasi nuklir adalah peningkatan produktivitas ternak.
Teknologi nuklir di bidang ini telah digunakan 74 komunitas peternak di Sekolah Peternakan Rakyat yang tersebar di seluruh Indonesia atas inisiasi dari Institut Pertanian Bogor (IPB).
Dua peternak dari Sumatera Selatan dan Jawa Timur diundang berbagi pengalamannya mengenai keberhasilan program tersebut kepada negara lain di sela-sela Sidang Umum IAEA.
Selain ternak, teknologi nuklir yang dimanfaatkan Indonesia untuk meningkatkan produktivitas kedelai, padi dan sorgum dan saat ini tengah dikembangkan teknologi nuklir untuk pengawetan ikan.
Dalam upaya terus mengamankan kepentingan Indonesia di bidang kerja sama teknis, dan menarik manfaat bagi kepentingan rakyat, pada Sidang Umum, Indonesia menjadi salah satu penyusun (co-drafter) bersama RRT dan Afrika Selatan rancangan resolusi penguatan peran IAEA dalam mendukung negara anggota di bidang pangan dan pertanian yang secara eksplisit menyebutkan pengalaman Indonesia dalam pengembangan varietas padi dan kedelai unggul sebagai contoh sukses.
Resolusi ini akan menjadi rujukan untuk pengembangan kerja sama lebih lanjut di kemudian hari yang akan berdampak lebih luas pada pengembangan sosio-ekonomi masyarakat.
Selain isu teknis, Dubes Djumala juga menyentuh isu-isu krusial lain seperti nuklir Iran, nuklir Korea Utara, dan keamanan nuklir dalam pernyataanya.
Terkait Iran, Indonesia menyerukan agar negara pihak perjanjian "joint comprehensive plan of action" (JCPOA) tetap memegang komitmennya dan mengapresiasi kinerja IAEA dalam melakukan verifikasi dan pemantauan program nuklir Iran secara imparsial dan obyektif.
Dalam isu Korea Utara, Indonesia menyambut baik hasil diplomasi dan dialog yang dilakukan antara pihak terkait, terutama "Pamunjom Declaration" dan hasil Pertemuan Tingkat Tinggi AS-Korut di Singapura, dan mendesak Korut mengambil langkah-langkah konkret untuk denuklirisasi dengan kembali menjadi negara pihak "Non-Proliferation Treaty" (NPT).
Adapun dalam hal keamanan nuklir, Indonesia menyampaikan apresiasi atas bantuan dan kerja sama IAEA dalam memastikan keamanan penyelenggaraan Asian Games ke-18 dari sisi keamanan bahan-bahan radioaktif.
Pewarta: Zeynita Gibbons
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018