Artinya, pengembang aplikasi dapat menggunakan perangkat lunak buatan Gmail, juga layanan email lainnya, untuk mengakses informasi mengenai produk yang dibeli konsumen, ke mana konsumen bepergian dan dengan siapa mereka banyak berinteraksi. Bahkan dalam beberapa kasus, menurut laporan WSJ, pengembang dapat membaca surat dengan tujuan memperbaiki algoritme perangkat lunak mereka.
“Pengembang memungkinkan membagikan data dengan pihak ketiga selama mereka transparan kepada pengguna bagaimana mereka menggunakan data,” kata Wakil Direktur untuk Kebijakan Publik dan Urusan Pemerintahan di Amerika, Susan Molinari, dikutip dari laman Wall Street Journal, Kamis (20/9).
Dalam surat yang sama, Google juga menjelaskan langkah-langkah yang mereka ambil untuk memeriksa layanan ketiga email, antar lain secara manual akan meninjau kebijakan kerahasiaan dan menggunakan perangkat komputer untuk mendeteksi perubahan mendasar aplikasi.
Menjawab isu tersebut, Google dalam surat lainnya kepada senator AS menyatakan mereka mengandalkan pemindaian otomatis dan laporan dari peneliti keamanan siber untuk memantau add-ons, seperti diberitakan Reuters.
Tapi, Google tidak menjawab pertanyaan para senator terkait berapa banyak pengembang yang menyalahgunakan kebijakan tersebut.
Mereka hanya menginformasikan telah menangguhkan sejumlah aplikasi karena “tidak transparan terhadap pengguna”, tanpa menyebutkan siapa pelanggar dan langkah apa yang ditempuh
Menurut rencana, Senator akan meminta penjelasan mendalam mengenai praktik ini dalam sidang Komite Dagang pada 26 September, antara lain memanggil Google, Apple, AT&T dan Twitter.
Penerjemah: Natisha Andarningtyas
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2018