• Beranda
  • Berita
  • Perkembangan animator wanita terkendala persepsi orangtua

Perkembangan animator wanita terkendala persepsi orangtua

21 September 2018 18:52 WIB
Perkembangan animator wanita terkendala persepsi orangtua
Serahkan Buku Maria Monique Pendiri Yayasan Maria Monique Lastwish Natalie Tjahja (kedua kiri) menyerahkan buku "The Beuatiful Journey True Story of My Maria Monique" kepada tim film "Adit Sopo Jarwo" MD Animation terdiri dari NF Creative Head Eki (kedua kanan), GM MD Animation Ramlan Permana (kanan) dan Event and Promotion Coordinator Dita Widya (kiri) di Jakarta, Senin (22/3). MD Animation telah memproduksi film animasi keluarga berisi pesan moral yang disesuaikan dengan kearifan lokal yang dikemas dalam bentuk kisah keseharian masyarakat Indonesia. (ANTARA FOTO/HO/Natlie)

Harusnya lebih disosialisasikan kalau profesi animator tersebut ada potensinya, seperti mendapatkan penghasilan besar

Jakarta (ANTARA News) - Pengajar animasi Noviar Dyah Sukma Nandyarini  mengungkap bahwa persepsi orangtua masih menjadi kendala atas perkembangan jumlah animator perempuan di Indonesia.

"Banyak orangtua yang merasa keberatan jika anak-anak mereka harus bekerja lembur hingga larut malam," katanya kepada Antara di Jakarta, Jumat.

Dia lebih lanjut menjelaskan bahwa masyarakat masih memandang aneh terhadap animator-animator wanita yang bekerja hingga larut malam, kendati hal tersebut merupakan tuntutan jam terbang yang tinggi bagi  seorang animator agar bisa meraih kesuksesannya.

Selain itu, menurut Noviar, para orang tua juga masih meragukan akan prospek masa depan karier seorang animator wanita di Indonesia.

Dalam seminar akademik animasi di gelaran Animakini 2018, Direktur Riset dan Pengembangan Ekonomi Kreatif Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Republik Indonesia Wawan Rusiawan menyampaikan data bahwa persentase tenaga kerja dalam industri animasi di Indonesia masih didominasi pria sebesar 90,78 persen dibandingkan wanita yang hanya berjumlah 9,22 persen.

"Harapan saya harusnya lebih disosialisasikan kalau profesi animator tersebut ada potensinya, seperti mendapatkan penghasilan besar, kepada masyarakat luas," kata pengajar animasi yang juga menjabat sebagai Kepala Laboratorium di SMKN 4 Malang tersebut.

Baca juga: Berkenalan dengan orang Indonesia di balik film animasi Disney Moana

Baca juga: SMK tulang punggung industri animasi Indonesia

 

Pewarta: Aji Cakti
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2018