Pihak suku dinas menyebut edapan lumpur yang akan dikeruk ini berada di daerah endapan lumpur (stand trap) yang memiliki luas area sekitar 250 x 400 meter persegi.
"Diperkirakan 357 ribu meter kubik lumpur endapan yang akan dikeruk dengan target kedalaman mencapai lima meter. Saat ini, pengerukan baru mencapai sekitar 50 persen," kata Kepala Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Timur, Mustajab di Jakarta, Jumat.
Mustajab mengatakan pengerukan lumpur di kawasan sand trap KBT ini sendiri, untuk meningkatkan daya tampung debit air yang bertujuan mencegah terjadinya sedimentasi dan pendangkalan aliran KBT.
Mengenai pekerjaan yang baru 50 persen, Mustajab mengatakan pengerukan ini memang sempat terhenti sekitar satu bulan akibat permasalahan anggaran.
"Pengerukan lumpur di sand trap KBT baru kita mulai lagi. Kemarin sempat terhenti selama satu bulan karena kehabisan solar dan anggaran pembelian solar juga tidak ada," kata Mustajab.
Setelah pengajuan anggaran melalui APBD Perubahan 2018 disetujui, pihak sudin akhirnya dapat belanja solar. Sehingga delapan alat berat jenis long arm amphibi milik UPT Alkal Dinas SDA DKI Jakarta ini dapat dioperasikan kembali untuk pekerjaan pengerukan.
"Pengerukan lumpur di sand trap KBT ini menggunakan dana swakelola APBD. Kami hanya belanja solarnya, alat berat dan operatornya dari UPT Alkal Dinas SDA DKI," ucapnya menambahkan.
Dengan dimulainya lagi pekerjaan pengerukan, pihak Sudin SDA Jakarta Timur menargetkan pengerukan tersebut bisa rampung pada Desember 2018 mendatang.
Baca juga: Gubernur DKI Jakarta buka pameran ternak di Banjir Kanal Timur
Baca juga: Jakarta gelar Festival Banjir Kanal Timur
Pewarta: Ricky Prayoga
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018