“Trend media sosial naik, Instax tidak terganggu karena bisa digunakan untuk mempercantik konten mereka,” kata Assistant Manager Marketing Consumer Printing Product Fujifilm Indonesia, Livia Setyabrata saat ditemui di peluncuran kamera X-T3 di Jakarta, Sabtu.
Fujifilm menilai pemakaian kamera instan di kalangan muda Indonesia beriringan dengan pemakaian media sosial, pertumbuhannya bergerak ke arah yang positif dari waktu ke waktu. Anak muda sering memotret hasil foto kemudian mengunggahnya ke media sosial.
“Mungkin karena orang terkenal di luar negeri juga pakai, jadi nilai tambah untuk medsos mereka,” kata Livia.
Dalam penggunaan sehari-hari, kamera instan seperti Instax menyasar penggemar kerajinan tangan, misalnya membuat dekorasi dari foto atau mereka yang memang suka memajang foto.
Mengingat jumlah film yang terbatas dalam satu pak, satu pak berisi 10 film, pengguna Instax biasanya hanya mengabadikan peristiwa-peristiwa istimewa, misalnya saat bertemu dengan teman lama atau saat wisuda kelulusan kuliah.
Bisnis cetak foto yang masih menjanjikan dibuktikan Fujifilm dengan rutin merilis kamera Instax, juga mesin cetak foto Instax yang dapat memproses foto digital menjadi foto cetak dari perangkat digital misalnya kamera atau ponsel.
Tanpa menjelaskan lebih rinci, Livia mengaku pertumbuhan printer Instax cukup tinggi, dengan target penyuka fotografi yang ingin mencetak foto mereka secara instan.
Fujifilm juga membangun toko fotografi Wonder Photo Shop di dua mal di Jakarta, tempat yang menawarkan merancang sendiri foto yang ingin dicetak.
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018