Upaya bangkit masyarakat dan para pelaku wisata di pulau eksotis itu, dan kinerja aparat keamanan yang turut membantu, membuat kecepatan pemulihan pascabencana gempa bumi di tiga Gili bisa lebih cepat dilakukan.
Kembali bergeliatnya aktivitas tiga Gili juga terlihat saat kunjungan Kapolda NTB, Irjen Pol Achmat Juri, ke Gili Trawangan, Sabtu.
Dalam kunjungan itu, Kapolda Achmat Juri melihat langsung kondisi Gili, dan memberikan arahan kepada personil Satgas Aman Nusa II yang bertugas disana.
Karo Ops Polda NTB yang juga merupakan Komandan Satgas Aman Nusa II, Kombes Pol Dewa Putu Maningka Jaya, mengatakan penempatan personil di kawasan wisata itu untuk menjamin keamanan dan kenyamanan para wisatawan di tiga Gili.
Sedikitnya 100 personil Satgas Aman Nusa II Polda NTB ditugaskan di sana. Mereka berasal dari pasukan Brimob Polda Jawa Tengah yang di-BKO ke Polda NTB. Sebanyak 40 personil ditempatkan di Gili Trawangan, 30 di Gili Meno, dan 30 lainnya di Gili Air.
"Ini yang terpenting. Kita memang harus bisa segera meyakinkan wisatawan untuk kembali datang ke Gili, dan memastikan keamanan dan kenyamanan selama mereka berwisata," kata Karo Ops Polda NTB, Kombes Pol Dewa Putu Maningka Jaya.
Anggota Satgas Aman Nusa II di tiga Gili rutin melakukan patroli sambang warga. Patroli ini dilakukan untuk memastikan keamanan di pemukiman penduduk, perhotelan, dan pertokoan serta sektor perdagangan lainnya.
Gili Trawangan dan dua Gili lainnya, Meno dan Air, memang merupakan ikon wisata di Lombok, NTB.
Saat gempa bumi berkekuatan 7 Magnitudo pada 5 Agustus lalu, kawasan eksotis ini turut terdampak. Meski kerusakan infrastruktur dan sarana akomodasi di sana tak semasif yang terjadi di bagian lain Lombok Utara, namun isu Tsunami yang beredar setelah gempa bumi membuat kondisi Gili sempat mencekam.
Lebih dari 5 ribu wisatawan yang sebagian besar wisatawan mancanegara, harus dievakuasi dari Gili. Citra wisata pun langsung redup.
"Isu tsunami pasca gempa 5 Agustus itu membuat semua orang di Gili panik, semua ingin keluar meninggalkan Gili. Kami sempat kewalahan melakukan evakuasi beberapa hari, ya kita kan nggak bisa melarang orang takut. Tapi sekarang, semua saya lihat mulai membaik, wisatawan sudah mulai berdatangan kembali," ujarnya.
Menurut Maningka Jaya, upaya normalisasi kondisi wisata di Gili Trawangan harus menjadi prioritas untuk memulihkan wajah pariwisata Lombok, dan NTB secara umum, setelah dihantam ribuan gempa.
Karena itu, melalui operasi Aman Nusa II, Polda NTB dibantu tambahan pasukan dari sejumlah Polda lainnya memfokuskan normalisasi objek vital pariwisata itu, beberapa hari pasca bencana.
"Pada 17 Agustus, kami langsung inisiasi upacara bendera HUT Kemerdekaan RI melibatkan masyarakat dan wisatawan di Gili. Kita bikin pengibaran bendera di dalam laut, untuk kembali meyakinkan bahwa berwisata ke Gili tetap aman dan nyaman," ucap Maningkas Jaya.
Ia menjelaskan, Satgas Aman Nusa II bersama unsur TNI yang tergabung dalam Komando Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad), juga membantu masyarakat di tiga Gili dalam membersihkan puing bangunan yang rusak akibat gempa bumi.
Kini, kawasan Gili sudah berangsur normal dengan berdatangannya wisatawan terutama mancanegara.
"Sekarang kondisi sudah mulai membaik, kita harapkan Gili bisa pulih dan normal seperti dulu, sehingga pariwisata NTB bisa kembali bangkit," katanya.
Untuk diketahui percepatan pemulihan pasca bencana NTB di sektor pariwisata menjadi fokus utama Kementerian Pariwisata RI.
Akhir Agustus lalu, Menpar Arif Yahya sempat meninjau langsung Gili Trawangan dan menekankan proses pemulihan sektor pariwisata di NTB harus bisa tuntas dalam tiga bulan.
Untuk percepatan ini, Kementerian Pariwisata membentuk Tourism Crisis Center (TCC) dan mengalokasikan dana segar sekitar Rp20 Miliar untuk kebutuhan pemulihan pariwisata NTB.
Baca juga: 2.000 wisatawan asing dievakuasi dari Gili Trawangan
Pewarta: Nur Imansyah
Editor: Budi Suyanto
Copyright © ANTARA 2018