• Beranda
  • Berita
  • Pertemuan IMF-World Bank pertaruhan bagi bangkitnya pariwisata Indonesia

Pertemuan IMF-World Bank pertaruhan bagi bangkitnya pariwisata Indonesia

23 September 2018 20:43 WIB
Pertemuan IMF-World Bank pertaruhan bagi bangkitnya pariwisata Indonesia
Sejumlah wisatawan menikmati wahana permainan air di kawasan 'watersport' Tanjung Benoa, Badung, Bali, Jumat (20/7/2018). (ANTARA FOTO/Fikri Yusuf)

Selain didatangi sekitar 18.000 delegasi, potensi "income" dari para delegasi juga sangat besar..

Jakarta (ANTARA News) - Ibarat Asian Games, pertemuan tahunan International Monetary Fund (IMF) dan World Bank (WB) di Bali Oktober 2018 tak kalah pentingnya bagi wajah pariwisata Indonesia.

Ajang yang akan dihadiri lebih dari 18.000 delegasi dari 189 negara itu bahkan bisa dikatakan sebagai ajang pertaruhan tak hanya bagi Bali tapi Indonesia secara keseluruhan.

Sukses pertemuan IMF-WB sama artinya dengan kebangkitan pariwisata Indonesia di mata dunia.

Acara itu layaknya upaya sekali dayung dua tiga pulau terlampaui sebab di samping mempersiapkan event utama, para delegasi dihadapkan langsung dengan bagaimana pesona pariwisata Indonesia dibangun.

Mereka bisa saja terpukau sebagaimana Asian Games 2018 yang sudah dianggap mampu menaikkan pamor Indonesia sebagai tuan rumah yang sukses.

Bahkan bisa saja sebaliknya jika Indonesia tak siap, maka Pemerintah RI bakal dibranding dan dilabeli dengan cap yang tak baik.

Di satu sisi, industri pariwisata juga berharap banyak pada ajang besar yang bakal terpusat di Bali Nusa Dua Convention Center itu.

Koordinator DPP ASITA Wilayah Jawa Edwin Ismedi Himna misalnya mengatakan, para pelaku industri perjalanan wisata berharap ajang pertemuan IMF-WB tidak semata mendatangkan dampak yang positif bagi sektor pariwisata Bali semata.

Namun, wilayah peyangga Bali di Pulau Jawa bahkan wilayah lain di Indonesia diharapkan bisa menjadi bahan rekomendasi destinasi para delegasi.

Dengan begitu, ajang akbar IMF-WB itu nyata-nyata mendatangkan dampak yang baik bagi para pelaku industri dan masyarakat sekaligus mendongkrak branding Indonesia di mata dunia.


Mahasiswa diterjunkan

Tak semata harapan, berbagai upaya pun dipersiapkan siang malam menjelang kegiatan akbar IMF-WB yang terdiri dari serangkaian pertemuan mulai 9-15 Oktober 2018.

Ratusan mahasiswa dari sekolah pariwisata di Indonesia di antaranya dipersiapkan untuk menjadi garda terdepan.

Mereka akan diterjunkan untuk membantu memperlancar dan menyukseskan acara dan pelaksanaan pertemuan tahunan International Monetary Fund (IMF) dan World Bank (WB) di Bali.

Deputi Bidang Pengembagan Industri dan Kelembagaan Kementerian Pariwisata (Kemenpar) Rizki Handayani Mustafa mengatakan pihaknya yang mengoordinasikan perguruan tinggi pariwisata di berbagai provinsi meliputi Bandung, Bali, Medan, Makasar, Palembang, dan Lombok akan menerjunkan mahasiswa dalam menyukseskan pertemuan IMF-WB di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC) Bali.

Ia mengatakan, sejak beberapa waktu lalu ratusan mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi di Bali juga sudah direkrut untuk membantu pelaksanaan event ini.

Selain untuk membantu memperlancar, event ini menurut Rizki juga menjadi ajang pembelajaran bagi para mahasiswa yang nantinya akan menjadi komponen penting SDM pariwisata di Tanah Air.

Jadi selain menguntungkan bagi pelaksanaan, acara dimaksud juga mendatangkan manfaat pembelajaran bagi mahasiswa.

Saat ini para mahasiswa telah direkrut, diseleksi, dan sedang menjalani pelatihan untuk melaksanakan berbagai tugas sepanjang acara pertemuan IMF-WB 2018.

Rizki mengatakan, pertemuan IMF-WB merupakan salah satu event pertemuan G to G yang termasuk kategori besar dengan lebih dari 18.000 peserta dan berbagai rangkaian pertemuan.

Ia berpendapat bahwa acara itu akan mendorong bangkitnya kembali branding Bali dan Indonesia sebagai destinasi MICE khususnya "meeting and conferencess.

Sebelumnya, pihaknya juga telah memastikan akomodasi dan SDM pariwisata di Bali telah siap dengan hospitality dan pelayanan terprima mereka.

Perhelatan tahunan dunia ini memang menjadi momentum penting dalam mempromosikan pariwisata Indonesia. Selain didatangi sekitar 18.000 delegasi, potensi "income" dari para delegasi juga sangat besar.

Mengacu data Bappenas, kemampuan "spending" delegasi IMF-WB Annual Meetings diperkirakan mencapai Rp943,5 miliar, di mana 95,2 persen di antaranya merupakan wisman.


Gandeng Industri

Kemenpar memang tidak semata diam untuk turut serta menyukseskan ajang yang menjadi pertaruhan bagi kebangkitan pariwisata Bali khususnya yang dalam beberapa waktu terakhir dianggap mengalami kejenuhan.

Untuk itu Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya menggandeng para pelaku industri dan menyiapkan setidaknya 63 paket wisata untuk menyambut perhelatan IMF-WB Annual Meetings 2018.

Pihaknya telah bekerja sama dengan ASITA dan stakeholders pariwisata lainnya untuk menyiapkan 63 paket wisata unggulan di tujuh destinasi yaitu Bali, Lombok, Yogyakarta, Banyuwangi, Danau Toba, Tana Toraja, dan Komodo-Flores dan Sumba.

Sebanyak 63 paket wisata itu akan dijual secara online dan offline. Untuk online, paket wisata tersebut telah ditayangkan dalam landing page website resmi Kemenpar yaitu www.indonesia.travel dimana halaman penjualan hanya dapat diakses melalui Host Government Website www.2018bali.go.id dan website imfconnect.com yang usernya merupakan member IMF dan WBG.

Paket wisata juga akan dijual secara offline yaitu melalui counter khusus Kementerian Pariwisata bersama ASITA, juga melalui counter penjualan paket wisata di 21 officials hotels selama 8-14 Oktober 2018 di antaranya Hotel Sofitel, Grand Hyatt, Intercontinental, Mulia Hotel, dan lainnya.

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan meyakini persiapan pertemuan tahunan tingkat dunia ini sudah sangat baik.

Menurut dia, Bali sendiri sebagai tuan rumah telah menjadi daya tarik dan perhatian para delegasi untuk segera berkunjung.

Hal ini tidak lepas dari kecantikan alam dan budaya Pulau Dewata yang sudah sangat terkenal di dunia di samping berbagai persiapan telah dilakukan dalam menyambut IMF-WB Annual Meetings 2018 ini, salah satunya perbaikan infrastruktur.

Bandara I Gusti Ngurah Rai kini misalnya sedang diperluas apronnya dan diperkirakan rampung pada September 2018.

Di sisi lain Bandara Banyuwangi sebagai pendukung juga diperbesar sebagai penyangga dari Bandara I Gusti Ngurah Rai di Bali.

Segala potensi memang harus dioptimalkan agar sesuatu yang dipertaruhkan itu berhasil baik dan mendatangkan citra yang positif bagi wajah pariwisata Indonesia di mata dunia.

Baca juga: Pertemuan IMF--Bank Dunia siap gairahkan pariwisata Bali
Baca juga: Ratusan mahasiswa pariwisata diterjunkan selama Pertemuan IMF-Bank Dunia
Baca juga: Kemenpar siapkan 33 paket wisata kepada delegasi Pertemuan IMF-Bank Dunia

 

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Arief Mujayatno
Copyright © ANTARA 2018