• Beranda
  • Berita
  • Liga Selancar Dunia ingin gelar turnamen di Indonesia

Liga Selancar Dunia ingin gelar turnamen di Indonesia

24 September 2018 14:59 WIB
Liga Selancar Dunia ingin gelar turnamen di Indonesia
Peselancar asal Bali, Mega Artana beraksi pada kejuaraan Aceh Surfing International Championship di Pantai Matanurung, Pulau Simeulue, Kabupaten Simeulue, Aceh, Kamis (26/10/2017). Aceh Surfing International Championship yang digelar di Pulau Simeulue, salah satu pulau terluar di Aceh, 26 - 28 Oktober 2017 diikuti 38 peselancar nasional, luar negeri dan lokal. (ANTARA FOTO/Ampelsa)

Turnamen selancar dunia bisa mendukung promosi wisata Indonesia yang sedang giat membangun bidang pariwisata

Jakarta (ANTARA News) - Pengelola Liga Selancar Dunia (World Surf League) menyampaikan keinginannya untuk menggelar turnamen selancar di Indonesia kepada Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan.

Siaran pers Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman di Jakarta, Senin, menyebutkan Luhut bertemu dengan Chief Strategy Officer Liga Selancar Dunia Joe Carr dan General Manager Liga Selancar Dunia Graham Stapelberg di New York, AS, Minggu waktu setempat.

"Kami merasa perlu bekerja sama lebih lagi dengan pemerintah untuk pariwisata, bukan saja tempat yang sudah dikenal, tetapi juga tempat-tempat bagus dan indah yang cocok untuk kompetisi," kata Stapelberg dalam pertemuan itu.

Liga Selancar Dunia merupakan badan pengelola bagi peselancar profesional dan didedikasikan untuk mencari bakat peselancar terbaik dunia.

Hingga tahun 90-an, Pulau Bali masih dikenal sebagai surga peselancar dengan sejumlah pantai incaran seperti Uluwatu, Padang-Padang, dan Kuta.

"Lalu di akhir 90-an peselancar laut dunia mulai mencari pantai-pantai yang lebih sepi dan pantai-pantai dengan ombak yang layak untuk berselancar, tempat lain yang menurut mereka punya tantangan tersendiri seperti Pulau G di Nias dan Desert Point di Lombok," tambah Stapelberg.

Carr menambahkan, lembaga itu memiliki pasar turnamen terbesar di Australia dan Amerika Serikat dengan jumlah penonton sebanyak dua juta orang.

Liga Selancar saat ini sedang mengeksplorasi kemungkinan mengadakan kompetisi di Bali atau Indonesia dan wilayah lain seperti di Afrika.

Menurut dia, hal ini bisa menjadi ajang promosi untuk pariwisata Indonesia seperti Gili di Lombok dan Mentawai di Sumatera Barat, terutama untuk pasar Amerika dan Australia.

Liga itu berencana untuk membuat turnamen di Lombok untuk membantu menarik kembali para wisatawan ke Lombok dilanjutkan dengan penyelenggaraan turnamen di Nias sekitar bulan September tahun depan.

"Kami pernah mengadakan turnamen selancar dunia di Bali tahun lalu dan menurut survei yang dilakukan pihak ketiga, dampak ekonominya bisa mencapai 12 juta miliar dolar AS serta membuka ratusan lapangan kerja untuk masyarakat setempat," jelas Carr.

Dalam kesempatan itu, Luhut menyambut baik ide dari Liga Selancar Dunia sambil menjelaskan bahwa pemerintah saat ini juga tengah fokus pada pembangunan di bidang pariwisata.

"Ini ide yang baik, turnamen selancar dunia bisa mendukung promosi wisata Indonesia yang sedang giat membangun bidang pariwisata," katanya.

Mantan Menko Polhukam itu mengatakan pemerintah bersedia membantu sehingga organisasi itu diminta untuk mendata apa yang mereka butuhkan dan apa yang bisa dilakukan pemerintah.

"Kami sudah membangun infrastruktur di sana, sehingga memudahkan akses untuk para peselancar Bali, Nias, Mentawai. Kita juga bisa menyampaikan pesan terkait penanganan sampah plastik di laut. Jika selancar laut ini bisa masuk Olimpiade, maka ini bisa jadi ajang pencarian bakat atlet kita," pungkasnya.

Baca juga: 13 negara ikuti Kejuaraan Selancar Internasional di Pantai Cimaja
Baca juga: Tanjung Saruri Biak destinasi wisata selancar

 

Pewarta: Ade Irma Junida
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2018