• Beranda
  • Berita
  • Penderita hipertensi paru butuh pengobatan seumur hidup

Penderita hipertensi paru butuh pengobatan seumur hidup

24 September 2018 18:34 WIB
Penderita hipertensi paru butuh pengobatan seumur hidup
(Dari kiri ke kanan) Prof. Dr. Dr. Bambang Budi Siswanto, Sp.JP(K), Fascc, FAPSC, FACC dari Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta, Direktur Pelayanan Kefarmasian Direktorat Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Dettie Yuliati, Sekretaris Yayasan Hipertensi Paru Indonesia Dhian Deliani, Ketua Yayasan Hipertensi Paru Indriani Ginoto, dan Dr. Lucia Kris Dinarti SpPD SpJP dari Rumah Sakit Umum Dr Sardjito Yogyakarta dalam diskusi publik Ancaman Penyakit Hipertensi Paru Bagi Perempuan dan Anak Indonesia di Jakarta, Senin (23/09/2018). (ANTARA/ Martha Herlinawati Simanjuntak)

Penyakit ini memang sangat serius dan harus mendapat perhatian juga dari pemerintah dan semua 'stakeholders' (pemangku kepentingan

Jakarta (ANTARA News) - Para penderita hipertensi paru membutuhkan pengobatan seumur hidup untuk memperpanjang harapan hidup dan meningkatkan kualitas hidup mereka.

"Beberapa dari obat hipertensi paru harganya mahal, sementara penderita itu membutuhkan obat seumur hidup," kata dokter spesalis jantung dari Rumah Sakit Harapan Kita Jakarta Prof. Dr. dr. Bambang Budi Siswanto, Sp.JP(K), Fascc, FAPSC, FACC dalam dalam diskusi publik Ancaman Penyakit Hipertensi Paru Bagi Perempuan dan Anak Indonesia di Jakarta, Senin. 

Dia mengatakan seorang pasien hipertensi paru membutuhkan dua butir obat endothelin receptor antagonist dalam sehari. Harga satu tablet endothelin receptor antagonist adalah Rp300 ribu-500ribu, sehingga dalam sehari penderita mengeluarkan uang sebanyak Rp600 ribu sampai Rp1 juta.

Belum lagi, jika penderita harus mengkonsumsi kombinasi obat dari beberapa jenis obat hipertensi paru, maka dana yang dikeluarkan akan lebih besar.

"Dengan adanya obat-obat ini kita harap umurnya (penderita hipertensi paru) lebih panjang," tuturnya.

Dia mengatakan dengan konsumsi obat-obatan itu maka diharapakan penderita dapat meningkatkan ketahanan hidupnya.

"Kita berharap (penderita hipertensi paru) bisa panjang umur dan melakukan aktivitas jadi manusia produktif," ujarnya.

Antagonis reseptor endotelin (ERA) adalah obat yang memblokir reseptor endotelin.

Sekretaris Yayasan Hipertensi Paru Indonesia Dhian Deliani mengatakan menderita hipertensi paru sejak 2006 karena penyakit jantung bawaan

"Penyakit ini memang sangat serius dan harus mendapat perhatian juga dari pemerintah dan semua 'stakeholders' (pemangku kepentingan)," ujarnya. 

Dhian mengatakan telah bergantung pada obat itu dan harus mengkonsumsinya seoumur hidup.

"Kalau tidak minum obat hari ini besok langsung drop pakai selang oksigen semalaman," ujarnya.
 

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Subagyo
Copyright © ANTARA 2018