Lady Gaga mengungkapkan jika dirinya semasa SMA mengalami dibully. Hal ini sangat membantunya untuk menjadi Ally, seorang seniman yang berjuang dengan keraguannya karena tidak percaya diri.
"Nah, apa yang berbeda antara Ally dan saya adalah ketika saya memutuskan, saya melakukannya menjadi penyanyi dan penulis lagu, saya lakukan saja. Saya membawa keyboard berkeliling New York dan menggedor dari pintu ke pintu. Saya benar-benar percaya pada diri saya sendiri," ujar Gaga seperti dilansir People, Selasa.
Baca juga: Deretan publik figur sampaikan duka bagi korban tragedi 9/11
"Ally tidak seperti ini. Karakter saya di film ini, dia tidak percaya sama sekali. Dia sangat lelah dengan industri musik dan dia menyerah pada dirinya sendiri," lanjut Gaga.
Saat berperan sebagai Ally, Gaga hanya perlu mengingat masa-masa sekolah, dan gangguan yang didapatnya.
"Apa yang harus saya lakukan adalah kembali ke masa kanak-kanak saya, ke masa sekolah menengah saya, ketika saya diganggu dan diolok-olok karena memiki mimpi besar," kenang wanita berusia 32 tahun itu.
Baca juga: Aktingnya dipuji, Lady Gaga meneteskan air mata
"Tapi saya pikir, saya melangkah lebih jauh karena saya sangat percaya Bradley (Cooper), karena saya sangat rapuh dan bisa menjadi diri saya yang sebenarnya," tambah dia.
"A Star Is Born" menceritakan tentang Ally, penyanyi dan penulis lagu yang berjuang meraih kesuksesan di tengah percintaannya dengan rocker country, Jackson Maine (Bradley Cooper).
Pewarta: Maria Cicilia
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2018