• Beranda
  • Berita
  • Mentan galang 6 organisasi mahasiwa cetak petani muda

Mentan galang 6 organisasi mahasiwa cetak petani muda

26 September 2018 15:17 WIB

Kalau mau kaya harus bertani. Dulu paradigma lama, petani itu miskin dan tidak berdaya. Pemerintahan Jokowi-JK mengubah paradigma tersebut dengan pertanian modern. Melalui alat mesin pertanian, anak-anak muda berminat turun ke sawah

Garut, (ANTARA News) - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman melakukan tanam perdana jagung seluas 4.275 hektare di Desa Mekarmukti, Garut, Jawa Barat, Rabu, dengan melibatkan enam organisasi mahasiswa Islam.

Menteri Amran menjelaskan penanaman jagung ini selain sebagai salah satu upaya untuk menggenjot produksi, juga sebagai gerakan untuk mendorong generasi muda dapat terjun ke sektor pertanian. Kementerian Pertanian pun mengawal agar setelah panen, jagung dapat diserap Bulog dan para petani muda berhasil meraup keuntungan.

"Kalau tanam sekitar empat ribu hektare, berarti bisa menghasilkan Rp80 miliar sampai Rp100 miliar. Kami minta pembeliannya dilakukan oleh Bulog. Perusahaan pakan juga jangan beli melalui impor, tetapi dari petani muda," kata Amran.

Penanaman jagung ini merupakan rangkaian kegiatan Agri Camp yang diinisiasi oleh Menteri Pertanian bersama dengan enam organisasi mahasiswa islam. Agri Camp merupakan kegiatan bertanam jagung selama 4 bulan hingga memasuki masa panen.

Ada pun enam organisasi mahasiswa islam tersebut yakni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Gerakan Pemuda Islam Indonesia (GPII), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Himpunan Mahasiswa Persis dan Persatuan Pelajar Islam.

Agri Camp menjadi upaya untuk mencetak sejuta petani muda. Saat ini ada lebih dari 300.000 petani muda yang tergabung dalam Gerakan Pemuda Tani Indonesia (Gempita) dari berbagai wilayah di Indonesia

Amran berharap dengan kemajuan pertanian saat ini, pemuda tani dari berbagai organisasi islam agar menjadi petani yang sukses.

"Kalau mau kaya harus bertani. Dulu paradigma lama, petani itu miskin dan tidak berdaya. Pemerintahan Jokowi-JK mengubah paradigma tersebut dengan pertanian modern. Melalui alat mesin pertanian, anak-anak muda berminat turun ke sawah," kata Amran.

Kegiatan tersebut juga dihadiri Wakil Gubernur Jawa Barat Uu Ruzhanul Ulum, Bupati Garut Rudi Gunawan, Kepala Badan Penyuluhan, Pengembangan SDM Pertanian Momon Rusmono dan Kepala Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat Hendy Jatnika.

Bupati Garut, Rudi Gunawan menyebutkan Garut merupakan kabupaten terluas ketiga di Provinsi Jawa Barat. Kendati demikian, Kabupaten Garut memiliki persoalan yang pelik yakni pemuda tidak ingin turun ke sawah atau menjadi petani sehingga tenaga kerja sektor pertanian semakin minim. 

"Dengan program Kementan melalui mekanisasi pertanian dan program gerakan pemuda tani, bisa menjawab permasalahan tersebut. Program keterlibatan pemuda ini tentu ikhtiar untuk meningkatkan kesejahteraan petani," kata Rudi.

Lebih lanjut Rudi mengungkapkan program dan bantuan Kementan telah memberikan menyukseskan pembanguan pertanian di Kabupaten Garut, salah satunya mampu memproduksi jagung sebanyak 700 ribu ton per tahun atau senilai Rp3 triliun. 

Seperri diketahui, pemuda tani yang tergabung dalam 6 organisasi mahasiswa islam merupakan petani muda binaan Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Program Gerakan Pemuda Tani Indonesia (Gempita). 

Program yang diluncurkan sejak 2016 ini telah berhasil menggerakkan 300 ribu petani muda yang tersebar di seluruh Indonesia. 

Selain melakukan penanaman, Mentan Amran juga memberikan bantuan berupa benih dan alat mesin pertanian. Bantuan tersebut berupa 17 unit traktor roda empat, 38 unit pompa air, 13 unit traktor roda dua, 77 unit corn planter, 88 unit hand sprayer, escavator dan benih jagung serta pupuk. Mentan juga memberikan bantuan pangan 5 ton beras dan ayam 500 ekor kepada pemuda tani.
 

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Royke Sinaga
Copyright © ANTARA 2018