Dalam bahasa Dayak, Bawi Lamus berarti wanita cantik dan anggun. Pementasan ini akan menggabungkan unsur seni dan tradisi Suku Dayak Ngaju dan Manyan dari Kalimantan Tengah yang dikombinasikan dengan musik orkestra.
"Yang ingin ditampilkan adalah adanya satu perkembangan dan peningkatan seni budaya baik di Kalimantan atau Indonesia. Agar masyarakat mengenal budaya dan seni yang ada di Indonesia, termasuk yang ada di Kalimantan Tengah," ucap Teras Narang selaku penggagas pementasan "Bawi Lamus" dalam jumpa pers di kawasan Kemang, Jakarta, Rabu.
Baca juga: Teater Keong Emas gunakan teknologi teranyar, sasar generasi milenial
"Bawi Lamus" juga menjadi pementasan multietnik dengan empat tema utama, yaitu alam, manusia, sejarah, dan harapan. Pementasan ini menjadi narasi cerita kondisi Kalimantan dan cita-citanya di masa depan.
Pementasan "Bawi Lamus" melibatkan beberapa nama, seperti Inet Leimana yang bertindak sebagai sutradara, Paquita Widjaja Rustandi sebagai penulis naskah teater, Jay Subiakto sebagai artistik, Erwin Gutawa sebagai music director, visual dari Taba Sanchabakhtiar.
"Ini pertunjukan seni. Visi dan misinya masalah global, lingkungan, budaya, dan masalah yang terjadi di dunia. Global warming, kebakaran hutan. Kalimantan paru paru dunia flora dan faunanya terlengkap di dunia. Ini yang kita mau sampaikan ke generasi millenial," terang Jay Subiakto.
Nama aktris Sophia Latjuba dan penyanyi Lea Simanjuntak juga akan tampil dalam pementasan "Bawi Lamus". Tiket pementasan "Bawi Lamus" sudah bisa didapatkan melalui situs www.bawilamus.com.
Baca juga: Kolaborasi Purnati dan Suzuki Tadashi akan hadirkan teater kontemporer "Dionysus"
Pewarta: Yogi Rachman
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018