"Risiko meningkat pada pasien hipertensi. Pompa jantung lebih kuat jadi pembuluh darah di kepala lebih menekan, lebih kuat menyentuh saraf trigeminus," ujar pakar nyeri dari Klinik Nyeri dan Tulang Belakang di Jakarta, dr. Mahdian Nur Nasution, Sp.BS dalam bincang media di Jakarta, Kamis.
Trigeminal neuralgia terjadi akibat gangguan pada saraf trigeminal atau saraf kelima dari 12 pasang saraf yang berasal dari otak, sehingga menimbulkan nyeri.
Dalam kesempatan itu, spesialis bedah saraf dari RSU Bunda, Dr. Heri Aminuddin, Sp.BS (K) mengatakan bahwa nyeri terjadi ketika ada kontak antara pembuluh darah arteri atau vena dengan saraf trigeminal. Kontak inilah yang kemudian menekan saraf dan menyebabkan gangguan fungsi.
"Makanya serangan bisa seminggu sekali tergantung kedekatan saraf dengan pembuluh darah," kata Heri.
Pada penderita trigeminal neuralgia yang sudah menjalani terapi, stres, panik, marah hingga melakukan olahraga berat menjadi faktor risiko kambuhnya nyeri.
"Pembuluh darah sering terhantam trigeminal," tutur Mahdian.
Baca juga: Kenali trigeminal neuralgia, nyeri wajah yang bisa picu depresi
Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018