Dalam pertemuan dengan salah satu organisasi besar umat Islam tersebut, pasangan dari Calon Presiden Prabowo Subianto ini menyampaikan gaya politik "zaman now" untuk diterapkan selama masa kampanye Pilpres 2019.
"Sekarang kita harus menggunakan politik 'zaman now', politik teletubbies. Politik untuk saling merangkul, saling berpelukan. Kampanye yang sejuk dan mempersatukan," kata Sandiaga dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Kamis.
Sebelumnya, Mantan Ketua HIPMI ini mengaku terkejut dengan jumlah tagihan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan yang harus dibayarkan pemerintah kepada RS Muhammadiyah di Surabaya, yaitu sekitar Rp107 miliar.
Sandiaga mengaku aspirasi dan fakta tersebut akan dicatatnya dengan baik untuk menyusun kebijakan yang selama ini terkait dengan warga maupun organisasi masyarakat lainnya.
"Saya tadi dilaporkan 107 miliar, RS Muhammadiyah di Surabaya ini belum dibayar oleh BPJS. Kalau begini terus saya ganti namanya jadi Bank Muhammadiyah, karena turut meminjamkan dana untuk pemerintah dan membantu dan dirasakan manfaatnya oleh masyarakat secara langsung," kata Sandiaga.
Namun dia mendapat pesan dan mandat dari Prabowo agar jangan saling menyalahkan dan jangan saling menjatuhkan. "Kita harus berpikir bersama untuk memperbaiki masa depan dengan saling membantu untuk bangsa yang adil dan makmur," katanya.
Dalam pertemuan tersebut, Sandiaga juga menekankan gerakan entrepreneurship sebagai motor utama dalam menggerakkan UMKM dan menciptakan lapangan kerja seluas-luasnya.
Gerakan berbasis kewirausahaan ini diharapkan mampu menekan dan menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok yang selama ini dikeluhkan masyarakat saat berkampanye mengelilingi daerah-daerah di Indonesia.
Baca juga: Sandiaga tetap jalankan pesan kenegaraan Shinta-Yenny Wahid
Baca juga: Di Universitas Muhammadiyah, Sandiaga berbagi tips jadi wirausaha sukses
Baca juga: Sandiaga berlari untuk temui petani kopi
Pewarta: Susylo Asmalyah
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2018