"Sudah terlalu lama Indonesia telah memilih untuk membangun hubungan persahabatan dengan Vanuatu, termasuk dalam menunjukkan solidaritas dan simpati kami selama masa-masa sulit. Tetapi ketika tindakan bermusuhan terus berlanjut Indonesia tidak akan tinggal diam. Indonesia tidak akan membiarkan negara manapun merusak integritas teritorialnya," kata Wakil Presiden dalam sesi debat umum Sidang Majelis Umum PBB Ke-73 di Markas Besar PBB New York, Kamis waktu setempat.
Untuk menciptakan masyarakat yang damai, berkelanjutan dan berkeadilan, semua negara harus menghormati hukum dan prinsip-prinsip internasional PBB, termasuk menghormati kedaulatan dan integritas teritorial, kata Wapres.
Dalam hubungan ini, Indonesia sangat menyesalkan upaya Vanuatu untuk mendukung atau bahkan yang terburuk menjadi bagian dari gerakan separatis di Papua.
"Tindakan permusuhan ini tidak memiliki tempat di sistem PBB. Suatu tindakan yang jelas melanggar prinsip-prinsip PBB," kata Wapres.
Indonesia tidak akan membiarkan negara manapun merusak integritas teritorialnya.
Seperti halnya negara berdaulat lainnya, Indonesia akan dengan teguh membela integritas teritorialnya . "Saya ulangi akan dengan teguh membela integritas teritorialnya," kata Wapres.
Dalam penjelasannya kepada wartawan usai berpidato, Wapres mengatakan Vanuatu seringkali menyampaikan isu-isu yang tidak benar mengenai pelanggaran HAM. Begitu pula terkait dengan mempertanyakan keabsahan penggabungan Papua ke Indonesia. Padahal penggabungan Papua melalui jajak pendapat rakyat Papua yanga merupakan resolusi oleh PBB, kata Wapres.
Sehingga tidak pada tempatnya Vanuatu sebagai anggota PBB mempertanyakan resolusi tersebut.
"Kan masuknya Papua itu kan resolusi PBB, bukan keputusan Indonesia saja. Kita tegas bahwa sekali lagi berbuat itu tentu kita akan juga mempunyai satu cara untuk melawan itu," kata Wapres.
Baca juga: Wapres: Indonesia siap tambah pasukan perdamaian PBB
Baca juga: Wapres serukan masyarakat dunia tak diam untuk Palestina merdeka
Pewarta: M Arief Iskandar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018