"Indonesia sekarang ini berada pada posisi kawasan hutannya, posisi sembilan terluas di dunia, besar sekali hutan kita ini," kata Presiden saat membuka Festival Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Nasional dan Pameran Usaha Kehutanan di Hutan Pinus Asri Mangunan, Jumat.
Namun, menurut dia, pengelolaan hutan Indonesia masih perlu dibenahi agar bisa menjadi sumber kehidupan dan kesejahteraan bagi masyarakat sekitarnya.
"Fakta yang ada di negara kita, masyarakat yang hidup di sekitar hutan maupun kawasan hutan justru miskin, seharusnya terbalik, masyarakat yang hidup di sekitar hutan atau di dalam hutan harusnya makmur," kata dia.
Presiden mengatakan empat tahun lalu dia sudah memerintahkan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan membangun kelompok-kelompok usaha di hutan maupun pinggiran hutan.
"KPH itu betul-betul bisa membimbing rakyat. Saya tadi melihat di dalam pameran semua (hasil hutan) bisa menjadi sebuah sumber ekonomi, misalnya ulat sutera," katanya.
Ia mengatakan saat ini pengembangan ulat sutera baru dilakukan di beberapa daerah seperti Gorontalo dan Maros, padahal mestinya usaha itu bisa dikembangkan di ribuan titik lain di Tanah Air.
"Banyak sekali, bahkan ribuan titik yang bisa kita kembangkan, belum namanya madu, gondorukem, minyak kayu putih. Saya tahu itu hanya di titik-titik itu terus, harusnya bisa dikembangkan di beberapa tempat lain," katanya.
Presiden mengatakan hutan bisa menjadi sumber kehidupan suatu negara.
"Saya pernah ketemu dengan beberapa kepala negara dari Skandinavia. Mereka bercerita kehidupan sehari-hari dan perputaran ekonomi di negara itu, baik Norwegia, Finlandia, Denmark, banyak yang hanya hidup dari sektor kehutanan, industri kehutanan," katanya.
Baca juga: Indonesia ajukan tiga lokasi untuk cagar biosfer
Baca juga: Walhi: hutan Indonesia belum dikelola dengan baik
Pewarta: Hery Sidik
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018