Nasir Hayatul Islam, Juru Bicara Pancasila Kalimantan Tengah dalam pembukaannya Jumat, mengungkapkan fenomena gerakan antiPancasila yang semakin marak dan sangat memprihatinkan.
Ia merujuk hasil survei belakangan ini yang diadakan di berbagai sekolah dasar yang menunjukan bahwa banyak dari anak sekolah yang ingin mengganti Pancasila menjadi NKRI Syariat Islam. "Maka adalah tugas kita menjadi Juru Bicara Pancasila untuk kembali membumikan nilai-nilai Pancasila," kata Nasir dalam keterangan persnya.
Hal senada disampaikan oleh supervisor KBI Kalimantan Tengah, Elza Peldi Taher. Dalam sambutannya Elza menyampaikan hasil survei yang dikeluarkan oleh LSI Denny JA, yang menunjukkan bahwa selama 13 tahun terakhir, dukungan terhadap Pancasila terus mengalami penurunan. Pada tahun 2005 dukungan kepada Pancasila mencapai 85,2 persen dan pada 2018 menurun menjadi 75,3 persen atau turun sebesar 10 persen.
Fakta inilah yang mendorong Komunitas Bela Indonesia (KBI) untuk kembali menguatkan Pancasila sebagai Dasar Negara, agar Indonesia dengan keragamannya akan terus damai, kata Elza.
Elza menambahkan, pelatihan yang sama juga diadakan di Ambon, Provinsi Maluku. Pelatihan di Palangka Raya akan membekali para peserta dengan berbagai keahlian teknik untuk melakukan kampanye. Dan yang juga menarik, kampanye di media sosial menjadi salah satu fokus penting. Materi ini disiapkan agar peserta mampu menguasai teknik dalam memaksimalkan penggunaan media sosial terlebih untuk kampanye konten positif.
Ditanyai secara terpisah, Anick HT, Koordinator Komunitas Bela Indonesia menjelaskan bila pelatihan ini memang didesain sedemikian rupa agar peserta siap bergerak melakukan kampanye. KBI juga menyiapkan satu buku rujukan utama yang berjudul Rumah Bersama Kita Bernama Indonesia, yang ditulis oleh Denny JA dan Tim.
Di samping itu, menurut Anick HT, mereka juga menyiapkan seluruh materi, baik isu maupun skill, berupa slide power point maupun dalam bentuk serial video, untuk dimanfaatkan oleh khalayak yang hendak mengadakan pelatihan sejenis di mana pun.
Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018