Jakarta (Antara News) - PT Pertamina (Persero) menyatakan telah mengaktifkan "crisis center" atau Pusat Komando dan Pengendalian untuk mengkoordinasikan upaya penanganan akibat gempa berkekuatan 7,7 SR di Donggala, Sulawesi Tengah.Besok Sabtu (29/9), Pertamina berencana mengirimkan tim dari Makassar ke Donggala untuk membantu tim setempat. Kami juga mempertimbangkan kondisi akses transportasi, karena bandara ditutup."
"Kami juga menyiapkan rencana alternatif penyaluran energi ke Palu dan sekitarnya. Hal ini tentunya sangat bergantung pada kondisi akses transportasi," kata Unit Manager Communication & CSR MOR VII, M. Roby Hervindo dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat (28/9).
Roby menjelaskan bahwa gempa yang berpusat 10 km pada 27 km Timur Laut Donggala yang diikuti beberapa gempa susulan, turut berdampak pada operasi Pertamina di wilayah Palu dan sekitarnya.
Hingga saat ini, Pertamina terus melakukan identifikasi dampak bencana terhadap Terminal BBM Donggala, Stasiun Pengisian Bahan Bakar Elpiji (SPBBE), Depot Pengisian Pesawat Udara (DPPU) berikut sejumlah lembaga penyalur BBM dan elpiji.
Pertamina pun terus berupaya mengumpulkan informasi terkait kondisi pekerja dan sarana fasilitas distribusi Pertamina di sekitar wilayah terdampak.
Ada pun TBBM Donggala selama ini memasok bahan bakar ke 55 SPBU, 3 SPBU Nelayan, 3 Agen Premium Minyak Tanah dan Solar (APMS) serta 1 Agen Minyak Tanah (AMT).
Wilayah pasokannya meliputi Kodya Palu, Kabupaten Donggala, Buol, Mamuju tengah, Mamuju Utara, Parimo, Poso, Sigi, Toli Toli. Sementara untuk kebutuhan elpiji di Sulawesi Tengah dipenuhi oleh 4 SPBBE.
Pertamina juga tengah menyiapkan bantuan penanganan korban bencana berupa makanan dan kebutuhan hidup dasar.
"Besok Sabtu (29/9), Pertamina berencana mengirimkan tim dari Makassar ke Donggala untuk membantu tim setempat. Kami juga mempertimbangkan kondisi akses transportasi, karena bandara ditutup," kata Roby.
Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018