Sekretaris Jenderal Partai Berkarya, Priyo Budi Santoso, mengatakan pemutaran film ini akan menjadi pembekalan bagi para caleg bahwa Indonesia pernah mengalami situasi politik kelam yang tidak boleh terulang.
"Kami ingin membekali para caleg-caleg kami dari dapil masing-masing untuk melihat buah karya ini. Untuk melihat bahwa pada suatu masa, negeri ini pernah mengalami iklim politik yang pancaroba dan kelabu, yakni pengkhianatan PKI," kata Priyo saat ditemui pewarta di Gedung Perfilman Usmar Ismail, Minggu.
Priyo mengatakan, para caleg yang menyaksikan kembali film ini diharapkan bisa melihat dua sisi, yakni pengkhianatan yang tak boleh terulang dan sosok menonjol Mayjen Soeharto yang muncul untuk memimpin militer di masa sulit itu
"Dan film ini juga pelajaran sejarah bangsa, munculnya usaha dari putra terbaik, dan yang paling menonjol adalah Mayjen Soeharto," katanya.
Ia menimpali, "Kami melihat peran Pak Harto sebagai pemimpin tegas dalam menumpas pengkhianatan itu, jadi ini pelajaran sejarah buat semua."
Pantauan Antara di lokasi, para anggota Partai Berkarya memadati gedung pertunjukkan bersama sejumlah masyarakat umum.
Ketua Dewan Pertimbangan Partai Berkarya Siti Hediati Hariyadi atau Titiek Soeharto juga terlihat di kerumunan para anggota partai yang mayoritas mengenakan kemeja berkelir kuning.
Pewarta: Alviansyah Pasaribu
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018