Berdasarkan laporan dari pewarta foto Antara Muhammad Adimaja di lokasi, seluruh jenazah yang dimakamkan secara massal di lokasi tersebut merupakan warga Kota Palu.
Pemakaman secara massal dari korban gempa dan tsunami di Kota Palu itu akan dilakukan secara bertahap mengingat alat transportasi untuk membawa jenazah ke lokasi pemakaman juga terbatas.
Sebelumnya, Kepala Pusat Data, Informasi, dan Hubungan Masyarakat Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho mengatakan pada Minggu (30/9) telah dimulai pemakaman massal secara layak bagi korban meninggal dunia.
Pemakaman massal, kata dia, dilakukan dengan pertimbangan dampak kesehatan bagi warga yang selamat dari gempa dan tsunami yang melanda Donggala dan Kota Palu.
Jenazah yang dimakamkan secara massal hanya dilakukan untuk yang telah diidentifikasi oleh Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polda Palu.
Berdasarkan data Tim Aksi Cepat Tanggap (ACT) hingga Minggu (30/9), pukul 20.00 WIB, jumlah korban meninggal dunia akibat gempa bumi dan tsunami di Donggala dan Palu mencapai 1.203 orang.
"Korban meninggal 1.203 yang tersebar di beberapa titik, jumlah korban terbesar terdapat di Kelurahan Petobo yang rata oleh terjangan tsunami," kata Vice President ACT Insan Nurrohman.
Berikut rincian data korban yang didapat dari tim ACT di lapangan, yaitu di Kelurahan Petobo 700 orang, RS Wirabuana 10 orang, RS Undata 201 orang, Masjid Raya 50 orang, RS Bhayangkara 161 orang, Kecamatan Tawaeli 35 orang, Kelurahan Kayumalue Pajeko dua orang, Kelurahan Kawatuna lima orang, Pos Pol PP tujuh orang, RS Madani 32 orang.
Jumlah orang hilang 46 orang, termasuk 61 warga negara asing.
ACT juga mencatat korban luka berat sebanyak 540 orang yang tersebar di beberapa titik, yaitu RS Woodward Palu sebanyak 28 orang, RS Budi Agung Palu 114 orang, RS Samaritan Palu 54 orang, RS Undata Mamboro Palu 160 orang, dan RS Wirabuana 184 orang.
Jumlah pengungsi di Kota Palu hingga Minggu (30/9), pukul 20.00 WIB, diperkirakan 16.732 jiwa tersebar di 123 titik pengungsian dengan wilayah terdampak Kota Palu, Kabupaten Donggala, Kabupaten Sigi, dan Kabupaten Parigi Moutong.
"Komunikasi lumpuh akibat listrik padam menyebabkan pendataan dan pelaporan dampak gempa dan tsunami di Kota Palu dan Donggala tidak dapat dilakukan dengan cepat," kata Insan.
Baca juga: Kemensos minta pengawalan distribusikan bantuan
Baca juga: Satu orang diselamatkan dari reruntuhan Hotel Roa-roa
Pewarta: Virna P Setyorini
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2018