Jakarta (ANTARA News) - Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto mengatakan, ribuan warga Palu yang memadati Bandara Mutiara Sis Al Jufri, Kota Palu, Sulawesi Tengah dan meminta diangkut meninggalkan Palu akan diangkut dengan menggunakan kapal milik PT Pelni.Sebanyak 3.000 sampai 5.000 orang itu akan diangkut kapal Pelni. Saya sudah koordinasi ...
"Sebanyak 3.000 sampai 5.000 orang itu akan diangkut kapal Pelni. Saya sudah koordinasi dengan Ibu Menteri BUMN, Pelni sudah di sana, dia (korban gempa) diangkut keluar dari Palu," kata Panglima TNI, di kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin.
Panglima TNI membenarkan penerbangan pesawat Hercules milik TNI AU dari Palu, Sulawesi Tengah ke Makassar sempat dihentikan sementara karena ingin naik ke Hercules. Namun, saat ini pesawat Hercules tersebut sudah dapat terbang kembali.
"Iya itu mau naik Hercules ada 3.000 sampai 5.000 orang. Tapi sudah beres, Hercules sudah bisa terbang," ujarnya.
Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) ini menjelaskan pihaknya tidak melarang korban gempa Palu untuk diangkut menggunakan Hercules, namun karena keterbatasan pesawat, maka petugas memprioritaskan korban gempa-tsunami yang terluka.
"Ya nggak (ribut), dia kan pengen naik semuanya, Hercules cuma 2. Kita ngantre, ya kan. Hercules tetap jalan dua, tapi nanti kita prioritaskan untuk yang sakit," kata Hadi.
Kondisi saat ini sudah aman, bahkan dirinya berencana kembali ke Palu pada Selasa (2/10) bersama Menko Polhukam Wiranto.
"Sudah saya laporkan ke Pak Menko (Wiranto) tadi sudah beres. Enggak ada masalah, aman. Besok saya ke sana sama Pak Menko juga," katanya.
Ia menambahkan perbaikan fasilitas di Palu dan Donggala akan terus dilakukan.
"Tenang, besok sama Pak Menko udah memastikan sesuai perintah Pak Presiden. Listrik udah mulai jalan, semuanya fasilitas sudah kita dukung. Bantuan terus kita berikan," tutur Panglima TNI.
Baca juga: ACT: bantuan logistik terhambat karena kondisi bandara
Baca juga: ACT: Korban meninggal gempa Sulteng capai 1.203 orang
Pewarta: Syaiful Hakim
Editor: Edy Sujatmiko
Copyright © ANTARA 2018