"Siang tadi ditemukan dua jenazah di Hotel Roa-Roa yang dipastikan keduanya adalah Gleen Mononutu dan Petra Mandagi, atlet paralayang Sulut," kata Ketua Paralayang Indonesia, Wahyu Yudha, ketika dikonfirmasi Antara dari Bogor.
Wahyu menyebutkan evakuasi terhadap jenazah Gleen dan Petra berhasil dilakukan sekira pukul 16.36 WITA menggunakan dua alat berat eskavator yang sejak Senin pagi diturunkan untuk proses pencarian korban akibat gempa dan tsunami yang melanda Kota Palu dan Kabupaten Donggala, pada Jumat (28/9) lalu.
Menurutnya, kedua jenazah dikenali sebagai atlet paralayang berdasarkan informasi dari pihak keluarga yang melihat langsung ke lokasi.
"Keluarga mengenali cincin yang bertuliskan nama Stevy, maka dipastikan kedua jenazah adalah atlet paralayang Sulut," kata Yudha.
Cincin tersebut dikenakan oleh salah satu jenazah, tulisan Stevy adalah nama istri Petra Mandagi.
Yudha mengatakan, informasi temuan dua jenazah atlet parlayaang Indonesia ini disampaikan langusng oleh Ketua Paralayang Provinsi Sulawesi Tengah.
Baca juga: Tujuh atlet Paralayang belum ditemukan di Palu
Atas temuan ini, lanjut Yudha, Paralayang Indonesia mengucapkan turut berduka cita yang sedalam atas berpulangnya dua atlet Indonesia, dan mendoakan keluarga diberikan ketabahan.
"Turut berduka cita atas meninggalnya kedua teman kita, sahabat kita ini," katanya.
Dengan demikian masih ada lima atlet paralayang peserta Kejuaraan Palu Nomoni 2018 yang masih tidak diketahui keberadaannya sejak musibah terjadi, satu di antaranya berasal dari Korea Selatan Dong Jin.
Sementara empat lainnya merupakan atlet paralayang Indonesa, yakni Reza Kambey, Ardi Kurniawan, Fahmi Malang dan Franky Kowas.
Baca juga: 965 kilogram randang untuk korban gempa Palu
Baca juga: Kominfo pasang satelit dan distribusikan telepon satelit ke Palu dan Donggala
Baca juga: Menteri kesehatan katakan pembusukan jenazah berbahaya bagi korban bencana
Pewarta: Laily Rahmawaty
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018