Yogyakarta, (ANTARA News) - Kota Yogyakarta akan mempunyai mobil yang difungsikan sebagai laboratorium pemeriksaan keamanan bahan pangan untuk mempercepat pemeriksaan berbagai kasus dugaan bahan pangan yang berbahaya bagi kesehatan.Harapannya, dengan test cepat maka akan diketahui penyebab awal keracunan massal di masyarakat.
"Lelang untuk pengadaan satu unit mobil laboratorium keamanan pangan tersebut sudah selesai dilakukan. Pemkot Yogyakarta menganggarkan dana sekitar Rp670 juta untuk pengadaan kendaraan tersebut," kata Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta Agus Sudrajat di Yogyakarta, Senin.
Ia menjelaskan, keberadaan kendaraan itu akan mempercepat penyelidikan kasus-kasus keracunan makanan.
"Misalnya saja saat ada kasus keracunan makanan seperti yang baru-baru ini terjadi. Tim reaksi cepat dapat menerjunkan laboratorium berjalan ini untuk mengamankan bahan makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan sekaligus melakukan test cepat terhadap bahan makanan yang ada,"
Selama ini tidak ada yang bertanggung jawab untuk mengurus atau mengamankan bahan pangan yang diduga menyebabkan keracunan massal.
"Penanganan baru dilakukan terhadap warga atau korban dengan dirujuk ke fasilitas kesehatan, sedangkan bahan makanan yang diduga menyebabkan keracunan belum tertangani dengan baik," katanya.
Praktik yang terjadi, jika terjadi permasalahan yang diakibatkan oleh makanan, maka petugas dari Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta harus membawa contoh makanan ke laboratorium kesehatan untuk diperiksa.
Pemeriksaan terhadap contoh makanan tersebut membutuhkan waktu yang cukup lama, karena harus diperlakukan dengan cara yang khusus yaitu ditumbuhkan dalam kultur jaringan untuk mengetahui secara pasti penyebab keracunan.
"Harapannya, dengan test cepat maka akan diketahui penyebab awal keracunan massal di masyarakat. Petugas kesehatan juga bsa melakukan penanganan lebih maksimal," katanya.
Selain untuk mendukung penanganan permasalahan yang disebabkan oleh pangan di masyarakat, Agus mengatakan, keberadaan laboratorium keamanan makanan dan minuman tersebut juga bisa digunakan untuk membantu memberikan sosialisasi ke masyarakat terkait keamanan pangan dan bisa menguji berbagai jajanan yang diduga mengandung bahan berbahaya bagi kesehatan.*
Pewarta: Eka Arifa Rusqiyati
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2018