Mantan petenis nomor satu dunia itu, yang telah memenangi 14 gelar Grand Slam, mengalami kemunduran dramatis dalam dua tahun terakhir setelah merebut tropi juara Perancis Terbuka 2016.
Tetapi sekarang ini ia menyatakan dalam kondisi penuh percaya diri menjelang Masters Shanghai pekan depan.
"Jika saya harus memilih satu momen yang mengubah perjalanan saya, itu adalah usai tersingkir di perempat final di Roland Garros tahun ini," katanya kepada wartawan setelah sesi latihan terbuka di kompleks tenisnya di pusat kota Beograd.
"Saya mengambil cuti empat atau lima hari dan pergi mendaki gunung bersama istri saya. Menghabiskan waktu di alam membantu saya menjernihkan pikiran dan menempatkan segala sesuatu ke dalam perspektif saya.
"Saya kemudian memenangi gelar di Wimbledon, Cincinnati dan AS Terbuka dan saya sangat bersyukur bahwa saya mencapai performa puncak lagi setelah paruh pertama musim yang sulit menyusul operasi siku."
Djokovic, yang terlihat tajam selama sesi latihan selama dua jam, mengakui bahwa comeback-nya tak terduga karena cepatnya.
"Saya harus mengubah permainan saya, terutama servis saya, sebagai hasil dari operasi. Saya tidak menduga ternyata kembali begitu cepat," katanya.
"Saya berada dalam situasi yang tidak biasa karena lebih banyak kalah dibanding menang di awal musim ini dan ketika itu terjadi, Anda harus mulai bertanya-tanya apakah Anda membuat keputusan yang tepat.
"Sekarang kepercayaan diri saya kembali, saya lebih bersemangat dari sebelumnya untuk memenangi lebih gelar banyak Grand Slam.
"Saya harus belajar bersabar. Saya adalah pemain yang berbeda dan pribadi yang berbeda dibanding tiga tahun lalu. Saya masih percaya saya bisa mengulanginya prestasi pada 2015-2016 ketika saya merebut empat gelar grand slam empat kali berturut-turut, saya tidak akan berada di sini jika saya tidak meyakininya. "
Djokovic sekarang berusaha untuk merebut kembali posisi teratas menyusul turnamen Master di Shanghai, Paris dan London, serta berpeluang untuk menggeser posisi saingan lama Rafael Nadal di puncak.
Setelah juara di AS Terbuka, ia mengambil bagian di Laver Cup dan tidak menyia-nyiakan kesempatan unik untuk bergabung dengan Tim Eropa bersama saingan "abadi" Roger Federer, pemenang rekor 20 gelar Grand Slam.
"Federer dan saya mengenal satu sama lain sebagai individu dan karakter dan rasa hormat saya padanya hanya tumbuh ketika saya mengenalnya lebih dekat sebagai pribadi untuk pertama kalinya dalam karir kami," kata Djokovic.
"Kami berlatih bersama untuk pertama kalinya dan saya belajar banyak dari melihat rutinitasnya. Persaingan kami di berbagai turnamen tidak akan berubah. Akan tetap ketat seperti biasa dan itu sangat bagus untuk tenis dan seluruh penggemar," katanya menambahkan.
Baca juga: Djokovic kalahkan del Potro untuk gelar Grand Slam ke-14
Pewarta: Atman Ahdiat
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2018