Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah menerima sejumlah bantuan pinjaman pesawat angkut C-130 Hercules untuk mengangkut logistik bagi warga terdampak bencana.... banyak negara menyumbang, Singapura mengirimkan 2-3 pesawat, Malaysia juga, Korea Selatan, India, Amerika Serikat...
"Pesawat kita terbatas jadi banyak negara menyumbang, Singapura mengirimkan 2-3 pesawat, Malaysia juga, Korea Selatan, India, Amerika Serikat juga bisa untuk membantu pesawat angkut C-130 dan ini saya kira sangat membantu," kata Wiranto seusai menghadiri rapat terbatas mengenai Penanganan Dampak Gempa dan Tsunami di Palu dan Donggala di Kantor Presiden Jakarta, Selasa.
Menurut Wiranto, Presiden Joko Widodo terbuka untuk menerima bantuan dari negara lain tapi kebutuhan utama terkait dengan angkutan udara karena jalur darat belum dapat dilalui sepenuhnya.
"Kita butuh bantuan pesawat C-130, pesawat angkut jenis berat yang jenis itu bisa mendarat di bandara Palu karena landasan pacu yang bisa efektif hanya 2000 meter, 200 meter di ujungnya 'crack' dan hanya C130 yang bisa 'short landing' dan 'short take off'," ungkap Wiranto.
Pesawat angkut itu dibutuhkan untuk memasok logistik masyarkat di Palu dan sekitarnya.
"Saya bersama pak Wamenlu mengumpulkan dubes-dubes negara sahabat yang kira-kira ingin membantu kita kemarin sore. Mereka menanyakan hal apa yang dibutuhkan, lalu kami sampaikan kami butuh pesawat angkut udara, 'water treatment' untuk pemurnian air, tenda, 'fogging' yaitu alat untuk melakukan netralisasi dari kemungkinan mayat-mayat yang terlambat dikubur agar tidak menimbulkan penyakit," tambah Wiranto.
Menurut Wiranto ada 18 negara yang menyampaikan keinginan untuk membantu dan sejauh ini sudah 14 negara yang dengan nyata menyampaikan komitmen bantuannya.
"Sehingga pesawat udara C130 sudah kira-kira hampir 10 pesawat yang akan diperbantukan ke Angkatan Udara, jadi angkutan udara lebih rapid masuk dari Jakarta, Balikpapan, Makassar," ungkap Wiranto.
Selain itua ada juga negara yang menyumbangkan "water treatment" yaitu Jepang, Swis, ASEAN Humanitarian Assistance; selanjutnya tenda didapat dari Jepang; genset didapat dair Jepang, ASEAN Humanitarian Assistance, Qatar; India menyumbangkan pesawat, tenda, genset sedangkan negara lain juga membantu mendirikan rumah sakit lapangan yang terdiri atas petugas medis dan perlengkapannya yang berasal Jepang, ASEAN Humanitarian Assistance dan India.
"Kecuali itu ada yang menyumbang dana dan ini akan dipertanggungjawabkan dengan baik, tepat sasaran apa yang diinginkan negara donor dan akan terus bergulir tidak hanya sampai tangap darurat tapi sampai tahap rekonstruksi," kata Wiranto.
Gempa berkekuatan 7,4 skala Richter mengguncang Palu dan Donggala, Sulawesi Tengah pada Jumat (28/9) sore. Gempa tersebut mengakibatkan sedikitnya korban tewas 1.234 jiwa hingga Selasa (2/10) pukul 13.00 WBI. Sedangkan korban luka berat mencapai 799 orang, hilang 99 orang, tertimbun 152 orang dan 48.025 jiwa warga yang mengungsi dan tersebar di 103 titik.
Gubernur Sulteng Longki Djanggola sudah menerapkan masa tanggap darurat bencana di provinsi itu selama 14 hari berlaku sejak 28 September hingga 11 Oktober 2018. Daerah yang terdampak meliputi kota Palu, kabupaten Donggala, kabupaten Sigi dan kabupaten Parigi Moutong.
Menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana, dari tujuh gardu listrik induk sebanyak lima di antaranya padam dan hanya dua unit gardu di Pamona dan Posko yang dapat menyuplai listrik ke Tentena dan Poso. Pertamina sudah menerbangkan 4.000 liter solar dengan pesawat pada Senin (1/10).
Kondisi saat ini, listrik PLN dan SPBU masih padam, terjadi kebocoran pipa dan air tumpah, masih terjadi gempa susulan, jalan rusak, pasar dan toko tutup dan muncul likuifaksi atau lumpur dari bawah tanah dan menghanyutkan bangunan.
Polri sudah mencegah penjarahan dengan mendatangkan 1.000 orang pasukan ditambah pasukan TNI sebanyak 1.300 orang yang ditangakan ke Palu. Sementarai Kementerian Keuangan mencairkan dana RP560 miliar untuk gempat di wilayah Sulawesi Tengah tersebut.
Baca juga: Hercules dari Lanudsri bawa bantuan untuk korban gempa
Baca juga: Dengan satu Hercules, Tim ACT Sulsel terbang menuju Palu
Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2018