14 Aktivis Pro-demokrasi Ditahan di Myanmar

29 Agustus 2007 22:35 WIB
Yangon (ANTARA News) - Sedikit-dikitnya 14 aktivis pro-demokrasi yang memprotes terhadap kenaikan tinggi harga bahan bakar minyak Selasa ditahan di Myanmar, ketika aksi-aksi demonstrasi menyebar ke beberapa kota di seluruh negara. Ke-14 aktivis tersebut ditahan ketika satu kelompok yang terdiri sekitar 40 orang berkumpul di dekat sebuah terminal bus di pinggiran Yangon utara Selasa, setelah sekitar 15 menit melakukan aksi protes terhadap kenaikan-kenaikan harga yang cukup tinggi itu, kata sumber-sumber resmi. Mereka dibekuk dan ditendang oleh polisi berpakaian sipil sebelum diangkut dengan truk-truk pemerintah junta ke tujuan yang tidak diketahui, kata saksi mata. Sementara itu, di Sittway di negara bagian barat Rakhine, sekitar 200 orang, sebagian besar para biksu Budha, juga melakukan pawai memprotes kenaikan harga-harga. Mereka menggelar aksi unjukrasa sekitar satu jam namun tidak ada seorangpun yang ditahan, kata satu sumber daerah. Para aktivis di beberapa kota termasuk Yenanchaung, Mogoke, dan Bago juga melakukan aksi protes yang sama, sebagai kelanjutan aksi-aksi demonstrasi di Yangon sejak pekan lalu. Aksi-aksi protes yang berlangsung Selasa merupakan rangkaian terakhir dari aksi-aksi demonstrasi yang dimulai 19 Agustus, ketika satu kelompok terdiri sekitar 300 aktivis yang dipimpin seorang pemimpin mahasiswa terkenal, Min Ko Naing, melakukan pawai tenang sepanjang sekitar delapan kilometer di Yangon. Tanpa adanya suatu pengumuman resmi, pemerintah militer pada 15 Agustus menaikkan harga gas alam sampai lima kali lipat, lipat dua untuk harga minyak disel dan menaikkan harga minyak tanah sampai 67 persen. Setelah aksi protes 19 Agustus, 13 orang aktivis, termasuk Min Ko Naing, ditahan. Namun demikian, aksi-aksi protes terus berlanjut selama sepekan, terutama di Yangon. Media resmi Sabtu melaporkan bahwa pihak yang berkuasa telah menahan sedikitnya 65 aktivis pada pekan lalu, dan mencap mereka `penghasut` serta `unsur-unsur perusak` yang berusaha menimbulkan kerusuhan di negara ini. Sementara itu, sumber-sumber oposisi Senin mengatakan bahwa setidaknya 75 aktivis telah ditahan, demikian laporan AFP. (*)


Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007