• Beranda
  • Berita
  • LIPI hasilkan 150 liter bioetanol generasi kedua

LIPI hasilkan 150 liter bioetanol generasi kedua

3 Oktober 2018 15:46 WIB
LIPI hasilkan 150 liter bioetanol generasi kedua
Bioetanol Dari Pelepah Sawit Dua mahasiswa Jurusan Teknologi Industri Pertanian Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya menunjukkan karya sainsnya "Biolate" yaitu pemanfaatan pelepah kelapa sawit menjadi Bioetanol saat penjurian dan seleksi tingkat regional Asean kategori Proyek Sains dalam Olimpiade Sains Nasional (OSN) Pertamina 2015 di Universitas Indonesia, Depok, Jawa Barat, Minggu (22/11). Pemanfaatan pelepah kelapa sawit untuk pembuatan Bioetanol melalui teknologi Nanofikasi gelombang Ultrasonik tersebut diharapkan menjadi solusi alternatif bagi pemilik perkebunan kelapa sawit agar tidak membakar lahannya usai panen. (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)

dari 1.000 kilogram tandan kosong sawit, kami menghasilkan 150 liter etanol dengan 'fuel grade' 99,95 persen

Jakarta (ANTARA News) - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) telah berhasil mengkonversi 150 liter bioetanol generasi kedua dari 1.000 kilogram tandan kosong kelapa sawit.

"Hitungan yang kami konversi di mana dari 1.000 kilogram tandan kosong sawit, kami menghasilkan 150 liter etanol dengan 'fuel grade' 99,95 persen," kata peneliti utama bioetanol Pusat Penelitian Kimia LIPI Yanni Sudiyani dalam acara "Focus Group Discussion" bertajuk Prospek Pengembangan Bioetanol Generasi 2 dalam Mendukung Konversi Bahan Bakar Fosil, Jakarta, Rabu.

Yanni menuturkan penggunaan bioetanol dapat mendukung pengurangan emisi gas rumah kaca lebih besar dibandingkan dengan bahan bakar fosil.

Implementasi bioetanol sebagai energi baru terbarukan akan diwujudkan dalam teknologi pencampuran ("blending") bioetanol dan premium sebagai bahan bakar ramah lingkungan.

Yanni mengatakan bahan bakar nabati menjadi penting demi masa depan karena tidak selamanya dapat bergantung pada bahan bakar fosil yang lambat laun persediaanya akan habis.

Penggunaan bioetanol sebagai bahan bakar mempunyai beberapa keunggulan, salah satunya memiliki kandungan oksigen yang tinggi yakni 35 persen sehingga lebih ramah lingkungan dibandingkan bahan bakar fosil.

Pengembangan energi terbarukan berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2006 tentang Penyediaan dan Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati sebagai bahan bakar lain seperti bioetanol.

Pemerintah Indonesia juga menargetkan penurunan emisi pada 2030 sebesar 29 persen dengan usaha sendiri dan hingga 41 persen jika ada dukungan internasional.

Baca juga: LIPI kembangkan bioetanol generasi kedua

Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2018