Tokyo (ANTARA News) - Kurs dolar AS kian perkasa, mencapai tingkat tertinggi dalam 11 bulan terhadap yen dan mata uang utama lainnya pada perdagangan Kamis pagi."Dolar AS menguat bersamaan dengan kenaikan imbal hasil surat utang jangka panjang..."
Penguatan dolar AS didorong oleh data positif terbaru AS dan komentar Ketua Federal Reserve Jerome Powell yang dianggap sebagai hawkish.
Dolar AS membentang reli dalam perdagangan overnight menyentuh 114,55 yen, tingkat tertinggi sejak awal November 2017. Kenaikan di atas 114,735 yen akan membawa mata uang AS ke level tertingginya sejak pertengahan Maret 2017.
Menambah sentimen bullish untuk dolar AS, Ketua The Fed Powell mengatakan pada Rabu (3/10) bahwa bank sentral dapat menaikkan suku bunga di atas perkiraan pengaturan "netral" karena ekonomi AS yang "sangat positif" terus bertumbuh.
Suasana optimis juga didorong oleh berita indeks aktivitas non-manufaktur Institute for Supply Management (ISM) untuk AS melonjak 3,1 poin menjadi 61,6 bulan lalu, angka tertinggi sejak Agustus 1997.
Laporan Ketenagakerjaan Nasional ADP juga menunjukkan pembayaran upah pegawai swasta melonjak sebanyak 230.000 pekerjaan pada September, kenaikan terbesar sejak Februari.
"Dolar AS menguat bersamaan dengan kenaikan imbal hasil surat utang jangka panjang menjelang laporan pekerjaan non-pertanian pada Jumat (5/10), mungkin mencapai 115,00 yen," kata Masafumi Yamamoto, kepala strategi valas di Mizuho Securities, seperti dikutip Reuters.
"Pemerintah Trump dapat mengalihkan perhatiannya ke dolar AS dan mengendalikan relinya. Tetapi setiap perlambatan oleh dolar adalah cenderung sementara, karena pemerintah Trump telah masuk dampak yang memungkinkan mata uang menguat di bawah kebijakan-kebijakan ekonominya."
Presiden AS Donald Trump telah beberapa kali menyatakan ketidaksenangan atas penguatan dolar AS.
Indeks dolar terhadap sekeranjang enam mata uang utama lainnya berdiri di 96,065 setelah naik ke tertinggi enam minggu di 96,116 semalam.
Imbal hasil obligasi AS melompat ke puncak multi-tahun pada Rabu (3/10), dengan imbal hasil obligasi 10 tahun AS mencapai tertinggi tujuh tahun, setelah data kuat pada Rabu (3/10) mendukung kasus untuk The Fed menaikkan suku bunga lagi pada Desember dan seterusnya.
Euro datar pada 1,1477 dolar AS setelah tergelincir sekitar 0,6 persen pada Rabu (3/10).
Sebelum mundur dari lonjakan besar dolar AS, mata uang tunggal Eropa itu telah naik menjadi 1,1594 dolar AS pada Rabu (3/10) pagi, karena laporan bahwa Italia berencana untuk mengurangi defisit anggarannya selama tiga tahun berikutnya.
Pound stabil di 1,2941 dolar AS setelah turun semalam ke terendah 3,5 minggu di 1,2925 dolar AS.
Dolar Australia memperpanjang kerugian semalam, tergelincir ke palung tiga minggu di 0,7096 dolar AS.
Baca juga: Imbal hasil obligasi AS tekan rupiah menjadi Rp15.061
Baca juga: Luhut: Tidak perlu risau kurs rupiah Rp15.000/dolar
Pewarta: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2018