Wasior (ANTARA News) - Bupati Teluk Wondama, Bernadus A Imburi, meminta seluruh warga setempat mewaspadai dan mengantisipasi kemungkinan terjadi banjir bandang di daerah tersebut.Tidak ada cara lain. Kalau banjir kan karena hujan lebat jadi bisa diantisipasi. Tapi gempa kita tidak bisa tahu kapan terjadi..
Bupati Imburi di Wasior, Kamis, mengatakan hanya dengan mengandalkan pertolongan Tuhan, Wondama bisa terbebas dari bencana banjir bandang seperti pada delapan tahun silam maupun bencana alam lainnya.
"Jadi menurut saya tidak ada cara lain kita hanya berserah pada Tuhan. Kita berdoa saja Tuhan hindari ini dari kita. Tidak ada cara lain. Kalau banjir kan karena hujan lebat jadi bisa diantisipasi. Tapi gempa kita tidak bisa tahu kapan terjadi," kata dia.
Pada 4 Oktober, satu windu lalu, Teluk Wondama menyimpan duka karena banjir bandang meluluhlantakkan Wasior dan sekitarnya.
Ratusan jiwa melayang dan belum ada angka pasti korban yang belum ditemukan akibat bencana tersebut.
Ia mengajak masyarakat setempat menjadikan 4 Oktober momentum berserah kepada Tuhan serta memohon perlindungan agar Wondama dijauhkan dari bencana alam.
Ia juga mengajak masyarakat menjaga kelestarian lingkungan dengan tidak merusak daerah aliran sungai dan menjaga kawasan hutan agar terhindar dari risiko bencana alam, terutama banjir yang pemicunya berhubungan dengan perilaku manusia.
"Rakyat yang tinggal di pinggir kali jaga kebersihan kali supaya kali bersih terus tidak ada sampah-sampah dan air mengalir lancar. Jangan tebang-tebang pohon di pinggir kali. Jangan ambil material di kali secara berlebihan," kata Imburi.
Dalam Memperingati hari kelabu itu, Pemkab Teluk Wondama bersama masyarakat Wasior akan menggelar doa bersama yang dipusatkan di Taman Kota Masasoya Topai Wasior (MTW).
Pemkab Teluk Wondama sejak 2011 menetapkan 4 Oktober sebagai Hari Berkabung Daerah dan menjadikan sebagai hari libur fakultatif.
Wasior, Teluk Wondama tercatat sebagai salah satu daerah yang paling rawan banjir bandang.
Volume air di sejumlah sungai besar mengalir cukup deras dari hulu Gunung Wondiboi. Pemukiman warga, terutama di wilayah Wasior, berada lebih rendah dari sungai-sungai itu.
Pada banjir bandang 2010, air sungai meluap dan membawa material batu serta kayu. Material itu menggulung pemukiman warga.
Peristiwa itu, kata dia, menyisakan duka mendalam, baik bagi pemerintah daerah maupun masyarakat.
Pewarta: Toyiban
Editor: Arief Mujayatno
Copyright © ANTARA 2018