“Sudah pakai cloud dua tahun ini. Perbaikannya seperti data disimpan di cloud, analisis,” kata Direktur Blue Bird Group Sigit Djokosoetono, saat jumpa pers di acara Google Summit 2018 di Jakarta, Kamis.
Salah satu penggunaan yang signifikan dari cloud, menurut Sigit yaitu big query dan machine learning untuk meninjau penawaran dan permintaan (supply and demand) layanan taksi, termasuk perubahan trend jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Penggunaan teknologi cloud ini tidak dirasakan langsung oleh konsumen, namun, dapat berfungsi untuk menambah kualitas layanan transportasi dari Blue Bird.
Sigit memberi contoh uji coba yang sedang mereka lakukan untuk supply and demand memanfaatkan cloud, mereka menganalisis jumlah supply and demand di hari-hari tertentu dan melihatnya polanya apakah akan terulang di lain hari.
Salah satu hasil yang diharapkan dari uji coba tersebut adalah menambah kecepatan taksi. Teknologi ini juga diharapkan dapat meningkatkan pendapatan melalui efisiensi kendaraan.
“Efisiensi bisa didapat dari meningkatnya utilisation rate atau meningkatnya jumlah tamu yang dapat ditangani oleh kendaraan yang sama.
“Dengan adanya teknologi yang kita jalankan saat ini, supply and demand lebih akurat sehingga kendaraan yang kosong lebih sedikit,” kata dia.
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2018