Satu sumber prajut Pengawal Presiden yang setia kepada pemerintah mengatakan kepada Xinhua --yang dipantau Antara di Jakarta, Kamis siang-- mereka telah memulai penggelaran kendaraan lapis baja untuk mengamankan gedung, pelabuhan di kota tersebut dan lembaga lain dari setiap sabotase.
Satuan militer lain yang setia pada pemerintah menaikkan tingkat siaga untuk menghadapi perbuatan yang mungkin merusak kestabilan situasi di Aden, kata sumber tersebut.
Penggelaran tersebut dilakukan cuma beberapa jam setelah pernyataan dikeluarkan oleh Dewan Peralihan Selatan (STC), yang menyalahkan pemerintah dukungan Arab Saudi atas korupsi yang merajalela dan berikrar akan melakukan pemberontakan.
Sementara itu, satuan militer yang setia kepada STC memulai persiapan guna merebut semua lembaga pemerintah di Aden dan provinsi lain yang bertetangga di Yaman Selatan.
Baca juga: Koalisi Saudi serukan gencatan senjata segera di Aden, Yaman
Pemerintah Yaman, yang didukung Arab Saudi, memperingatkan mengenai kerusuhan massal setelah seruan STC bagi pemberontakan rakyat, dan mendesak warga agar melindungan semua lembaga di provinsi Yaman Selatan.
Kota Pelabuhan Aden di Yaman Selatan, tempat pemerintah Yaman untuk sementara bermarkas, telah menderita akibat seringnya pemadaman listrik dan kurangnya layanan dasar termasuk air, sehingga menyulut kemarahan masyarakat terhadap pemerintah lokal.
Negara Arab tersebut telah terjerumus ke dalam perang saudara sejak gerilyawan Syiah dukungan Iran, Al-Houthi, menguasai secara militer sebagian besar provinsi Yaman Utara, termasuk Ibu Kotanya, Sana`a, pada 2014.
Baca juga: Presiden Yaman perintahkan gencatan senjata di Aden
Arab Saudi dan negara lain Arab mencampuri secara militer dan mulai menggempur Sana`a pada Maret 2015 sebagai tanggapan atas permintaan resmi terbuka dari Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi, yang hidup di pengasingan, untuk melindungi Yaman.
Konflik militer dalam negeri antara milisi Al-Houthi dan Pemerintah Yaman belum lama ini memasuki tahun keempatnya, di tengah penderitaan luas rakyat Yaman dan krisis kemanusiaan paling buruk di dunia.
Editor: Chaidar Abdullah
Pewarta: Antara
Editor: Mohamad Anthoni
Copyright © ANTARA 2018