"Upaya sudah kami lakukan dalam tiga hari terakhir, kami cari mereka," kata Kepala Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan, Achmad Yurianto, di Palu, Jumat.
Penjangkauan tim kesehatan ke daerah-daerah terdampak yang belum tersentuh berhasil menemukan beberapa kasus penyakit pada masyarakat yang belum mendapatkan bantuan.
"Kemarin kami menemukan kasus dengan patah tulang di lengan atas yang sejak hari pertama tidak mendapatkan pertolongan sama sekali. Kemudian luka yang terinfeksi sampah, sampai ada belatungnya, kita ambil," kata Yurianto.
Ia menargetkan dalam waktu dua minggu pascabencana tim kesehatan harus sudah menjangkau seluruh masyarakat terdampak di Sulawesi Tengah. Jumat ini tepat sepekan setelah gempa Bumi dan gelombang tsunami di Palu, Kabupaten Donggala, dan kawasan sekitarnya terjadi.
Ia juga mengatakan, saat ini tim relawan kesehatan sedang berupaya mengaktifkan kembali puskesmas-puskesmas yang ada di seluruh wilayah terdampak gempa.
"Kita memiliki Puskesmas cukup banyak di Sigi ada 19, di Donggala 18, di Palu ada 13. Kami melihat banyak sekali yang tidak berfungsi," kata dia.
Tidak berfungsinya Puskesmas itu bukan karena bangunan dan sarana yang rusak, melainkan tidak ada tenaga kesehatan yang mengoperasikan lantaran juga menjadi korban.
Oleh karena itu Kementerian Kesehatan berupaya mengisi kekosongan tenaga kesehatan di Puskesmas oleh relawan kesehatan yang siaga di Kota Palu.
Dengan Puskesmas itu kembali berfungsi, masyarakat bisa datang jika ingin mendapatkan pelayanan kesehatan. Di samping itu juga Puskesmas menjadi basis untuk menjangkau pengungsi di daerah-daerah terdampak yang belum tersentuh bantuan.
Hingga saat ini, relawan tenaga medis yang berada di Palu mencapai 855 orang yang terdiri dari dokter spesialis, dokter umum, perawat, dan tenaga medis lain.
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018