Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Sosial berupaya mempertemukan kembali anak yang terpisah atau hilang dari keluarganya saat terjadi bencana sebagai upaya perlindungan kepada anak.Anak-anak yang terpisah dari keluarganya juga rentan menjadi korban perdagangan manusia atau penculikan
"Biasanya bencana besar seperti tsunami ini pasti ada anak yang terpisah dari keluarga. Yang kami lakukan penjangkauan mencari data dan bukti terakhir serta koordinasi. Kalau ketemu dilakukan reunifikasi," kata Juru Bicara Command Center Kementerian Sosial untuk bencana Sulawesi Tengah Adhy Karyono di Jakarta, Jumat.
Lebih lanjut dia mengatakan, jika tidak juga ditemukan keluarganya atau meninggal dunia saat bencana maka ada opsi adopsi.
"Tapi adopsi ada aturannya lagi, tidak semudah itu. Diutamakan tetangganya, saudaranya. Kalau tidak ada juga baru adopsi. Ini antisipasi penculikan," tambah dia.
Saat terjadi bencana berbagai permasalahan sosial juga kerap terjadi karena kondisi yang tidak normal, mulai dari keluarga yang terpisah, kehilangan anggota keluarga, jiwa yang terguncang termasuk ekonomi yang tidak stabil.
Anak-anak yang terpisah dari keluarganya juga rentan menjadi korban perdagangan manusia atau penculikan dan lainnya.
Menurut Adhy, saat ini di posko Kemensos terdata delapan anak yang terpisah dari keluarganya.
"Sedang dilakukan penelusuran informasi anak yang akan diadopsi, mereka dikumpulkan di shelter tapi ada beberapa yang sudah bertemu orang tuanya. Satu yang hilang sedang kami cari apakah meninggal atau terbawa ke pengungsian," tambah dia.
Baca juga: Mendikbud pertimbangkan pemindahan sekolah di sesar Palu-Koro
Baca juga: Perjuangan Anjas mencari anak dan istrinya pascagempa
Pewarta: Desi Purnamawati
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2018