Medan (ANTARA News) - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia, Sumatera Utara minta Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) dapat menyelamatkan orangutan Tapanuli atau "Pongo Tapanuliensis" di kawasan konservasi Batang Toru, Kabupaten Selatan yang mulai mengalami kepunahan.Penyelamatan satwa langka itu, bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga masyarakat
"Penyelamatan satwa langka itu, bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga masyarakat," kata Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumut Dana Prima Tarigan, di Medan, Sabtu.
Masyarakat, menurut dia, harus mengawasi ketat perburuan orangutan yang dilakukan orang-orang yang tidak bertanggung jawab dan mencari keuntungan dari satwa yang dilindungi itu.
"Masyarakat agar melaporkan pelaku perburuan liar orangutan Tapanuli kepada petugas BKSDA dan aparat kepolisian," ujar Dana.
Ia menyebutkan, perlindungan orangutan tersebut perlu dilakukan, agar populusi satwa langka itu, tidak berkurang dan dikhawatirkan bisa habis.
Hal itu, juga merupakan tanggung jawab pemerintah untuk melakukan pengawasan dan melindungi orangutan tersebut.
"Petugas Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA ) dapat bekerja sama dengan polisi untuk melindungi orangutan tapanuli dari perburuan liar itu.Bagi pelaku yang tertangkap diproses saja secara hukum agar memberikan efek jera," ucap dia.
Dana mengatakan, orangutan yang terdapat di kawasan ekosistem Batang Toru harus diselamatkan, demi menjaga kelangsungan hidup orangutan yang berada di Kabupaten Tapanuli Selatan (Tapsel) Provinsi Sumatera Utara (Sumut).
Kehadiran orangutan Tapanuli itu, merupakan suatu kebanggaan bagi Provinsi Sumut, karena satwa langka tersebut, species baru yang terdapat di Indonesia.
"Orangutan tapanuli dengan nama latin Pongo Tapanuliensis itu, dinobatkan sebagai spesies orangutan ketiga, setelah Pongo pygmaeus (Orangutan Kalimantan) dan Pongo abelii (Orangutan Sumatera)," kata Direktur Eksekutif Walhi Sumut itu.
Berdasarkan hasil penelitian tahun 2016, tidak lebih dari 800 individu Orangutan Tapanuli hidup pada tiga populasi terfragmentasi di Ekosistem Batang Toru.
Hal itu, dikarenakan tekanan akibat konversi hutan dan perkembangan lainnya.
Saat ini, kawasan hutan seluas 150.000 Hekatare tersebut merupakan habitat terakhir bagi Orangutan Tapanuli dengan jumlah individu terpadat, yaitu kurang dari 110.000 Hektare.
Baca juga: Potensi "bio-bridge" Orangutan Tapanuli terancam kehadiran PLTA
Baca juga: Walhi minta PLTA Batang Toru dibatalkan
Pewarta: Munawar Mandailing
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2018