• Beranda
  • Berita
  • Luhut usulkan pembangunan pusat logistik di daerah aman

Luhut usulkan pembangunan pusat logistik di daerah aman

6 Oktober 2018 11:12 WIB
Luhut usulkan pembangunan pusat logistik di daerah aman
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan memberikan keterangan pers di kantornya, Jakarta, Rabu (3/10/2018). (ANTARA/Calvin Basuki)

kami mengusulkan 'logistic base' di daerah-daerah yang tidak ada gempa

Jakarta (Antara News) - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan mengusulkan kepada Presiden Joko Widodo terkait rencana pembangunan pusat logistik di daerah aman sebagai solusi jangka panjang untuk pemulihan daerah terdampak bencana alam.

"Pikiran kami untuk mengusulkan 'logistic base' di daerah-daerah yang tidak ada gempa sehingga ada seperti pasukan cepat tanggap untuk membantu anak-anak atau saudara-saudara kita yang terkena gempa," kata Menko Luhut melalui keterangan tertulis di Jakarta, Sabtu.

Lebih jauh, Menko Luhut menyebutkan pusat-pusat logistik tersebut akan digunakan untuk menyimpan alat-alat berat, kantong jenazah, makanan, pemurni air, genset serta kapal TNI-AL yang bisa dimobilisasi dengan cepat.  

Dengan adanya penyediaan bantuan di fasilitas ini diharapkan dalam waktu 3x24 jam kebutuhan masyarakat terdampak bencana bisa dipenuhi, sehingga akan banyak nyawa yang bisa diselamatkan. Luhut mengusulkan pembangunan pusat logistik ini terdapat di empat atau lima titik.

Untuk menentukan lokasi pusat logistik tersebut, Menko Luhut akan meninjau dari hasil studi lebih lanjut. 

"Kita akan lihat apakah nanti di Banjarmasin atau di Balikpapan, Medan, Surabaya, Makassar atau nanti di Papua Barat," kata dia.

Penelitian yang mendalam juga diperlukan dalam hal teknologi penanganan bencana. Untuk itu, kerja sama dengan para ahli sangat dibutuhkan. Ia pun telah meminta saran dan rekomendasi dari Profesor Fumihiko Imamura dari Tohoku University Jepang.

Selain itu, para ahli dalam negeri juga dilibatkan dalam menyusun solusi jangka panjang lainnya. 

"Setelah kami lihat, kita memerlukan satu studi yang lebih dalam lagi. Tidak mungkin dibangun lagi di beberapa tempat rumah penduduk karena struktur tanahnya amblas (sangat labil), jadi sekarang tim dari BPPT, LIPI, dan ITB dilibatkan di bawah kedeputian saya," ungkap Menko Luhu.

Kajian mendalam di daerah pesisir juga sangat diperlukan karena garis pantai Indonesia panjangnya 108.000 km dan lebih dari 150 juta penduduk hidup di pantai. 

Baca juga: Presiden: Distribusi logistik korban bencana perlu perbaikan

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2018