• Beranda
  • Berita
  • Sandiaga meminta pemerintah menghemat karena dolar makin tinggi

Sandiaga meminta pemerintah menghemat karena dolar makin tinggi

6 Oktober 2018 20:10 WIB
Sandiaga meminta pemerintah menghemat karena dolar makin tinggi
Calon Wakil Presiden RI nomor urut 02, Sandiaga Salahuddin Uno saat mengunjungi Ponpes Nurul Jadi, Probolinggo, Jawa Timur, Sabtu (6/10/2018). Dokumen Tim SSU
 Jakarta (ANTARA News) - Calon Wakil Presiden RI nomor urut 02, Sandiaga Salahuddin Uno meminta pemerintah hemat dalam menggunakan anggaran, terlebih dengan pelemahan rupiah yang kian memperihatinkan terhadap dolar AS.
     
Hal itu terkait, apakah masih perlu perhelatan World Bank dan IMF yang digelar di Bali tetap dilangsungkan, sementara dalam negara mengalami bencana seperti di Lombok, Palu dan Donggala. 
   
“Saya rasa tidak perlu sampai  batal yah, tapi cobalah untuk berhemat. Acara seperti itu bisa tetap dilangsungkan dengan cara sederhana. Misalnya jamuan makanannya disederhakan," kata Sandiaga dalam keterangan tertulisnya diterima di Jakarta, Sabtu.
       
Hal tersebut disampaikannya usai mengunjungi Ponpes Nurul Jadi, Probolinggo, Jawa Timur.
Calon Wakil Presiden RI nomor urut 02, Sandiaga Salahuddin Uno saat mengunjungi Ponpes Nurul Jadi, Probolinggo, Jawa Timur, Sabtu (6/10/2018). Dokumen Tim SSU
Calon Wakil Presiden RI nomor urut 02, Sandiaga Salahuddin Uno saat mengunjungi Ponpes Nurul Jadi, Probolinggo, Jawa Timur, Sabtu (6/10/2018). Dokumen Tim SSU
Hendaknya acara World Bank dan IMF tersebut dilaksanakan secara sederhana misalnya makanan dari nasi ulam.
     
"Saya rasa  para peserta pertemuan juga akan mengerti kesederhanaan ini, karena kita masih prihatin dengan bencana Lombok, Palu, Donggala dan Gunung Soputan,” terang Sandiaga.
     
Dia  juga meminta pemerintah untuk menyetop keran impor barang kebutuhan pokok yang bisa diproduksi di dalam negeri.

“Impor hanya menguntungkan segelintir orang. Harus diberi insentif kepada pelaku usaha ekspor,” katanya.

Pewarta: Susylo Asmalyah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018