"Memang benar jumlahnya turun karena sebagian masyarakat kembali ke rumahnya, sebagian masyarakat mengungsi dievakuasi ke luar dari kota Palu. Mereka ada yang ke Makassar, Jakarta, Gorontalo, Manado, Balikpapan dan lainnya," kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam konferensi pers di Kantor BNPB, Jakarta, Minggu.
Pada 4 Oktober 2018 hingga pukul 13.00 WIB tercatat ada 70.821 orang yang mengungsi di 141 titik akibat bencana gempa dan atau tsunami yang melanda sebagian wilayah Sulawesi Tengah pada 28 September.
Jumlah pengungsi di dalam lokasi bencana berkurang seiring dengan kepergian sebagian warga ke luar kota Palu baik lewat jalur udara maupun laut.
Sebanyak 6.157 orang tercatat keluar kota Palu lewat jalur udara dengan rincian 4.631 orang ke Makassar, 1.173 orang ke Balikpapan, 182 orang ke Jakarta dan 171 orang ke Manado.
"Mereka adalah warga yang memang ingin keluar untuk sementara dari kota Palu untuk menumpang ke sanak saudaranya," jelas Sutopo.
Selain itu ada 1.913 orang yang keluar kota Palu lewat jalur laut dengan rincian 1.858 orang ke Makassar dan 55 orang ke Balikpapan.
"Mereka keluar dari Palu karena merasa masih trauma, stres karena bencana dan kebutuhan sehari-hari belum normal," tutur Sutopo.
"Ada juga sebagian warga di sana secara mandiri evakuasi keluar Palu," ia menambahkan.
Sutopo mengatakan bencana gempa dan tsunami telah menyebabkan 66.926 unit rumah mengalami kerusakan, yang mencakup 66.238 unit rumah di Sulawesi Tengah dan 688 unit rumah di Sulawesi Barat.
Selain itu bencana menyebabkan 2.736 unit sekolah juga mengalami kerusakan di Kota Palu, Kabupaten Donggala, dan di Kabupaten Sigi, serta mengakibatkan satu rumah sakit dan enam pusat kesehatan masyarakat rusak berat.
Baca juga: Korban bencana yang eksodus tetap dapat bantuan
Pewarta: Martha Herlinawati S
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018