Polda kawal pengungsi Sulteng ke Gorontalo

7 Oktober 2018 19:15 WIB
Polda kawal pengungsi Sulteng ke Gorontalo
Warga korban gempa dan tsunami mengantre bantuan sembako di Palu, Sulawesi Tengah, Jumat (5/10/2018). Memasuki hari ketujuh pascagempa, bantuan dari berbagai pihak mulai dibagikan di sejumlah wilayah terdampak gempa dan tsunami. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/kye
Gorontalo (ANTARA News) - Personil Polda Gorontalo melakukan pengawalan pengungsi korban bencana gempa bumi dan tsunami asal Sulawesi Tengah (Sulteng) yang menuju provinsi tetangga itu.

Kabid Humas Polda Gorontalo, AKBP Wahyu Tri Cahyono di Gorontalo, Minggu, mengatakan pengawalan tersebut dilakukan oleh 11 personil Polri.

"Pengungsi dari Sulawesi Tengah berjumlah 281 orang yang didominasi oleh perempuan dan anak-anak dari berbagai kecamatan yang berada di beberapa wilayah kota Palu dan diberangkatkan dari Kantor BNPB Kota Palu," ujarnya.

Ia menjelaskan, pengawalan tersebut dilakukan juga untuk mendukung pemerintah yang memfasilitasi penjemputan pengungsi asal Gorontalo yang berada di lokasi terdampak bencana alam tersebut.

Selain itu, Polda Gorontalo dalam Operasi Kontijensi Aman Nusa II Polda Gorontalo di Kota Palu Sulawesi Tengah mengirimkan personilnya yang berjumlah 209 personil gabungan yang terdiri dari Brimob, Sabhara, SDM, Dokkes dan Humas.

Dansatgas Operasi Aman Nusa II, Komisaris Polisi (Kompol) Sugeng Setyo Budhi? menjelaskan Operasi kemanusiaan yang dilaksanakan di kota Palu dan Donggala adalah Operasi terpusat yang diperintahkan langsung oleh Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian dalam menanggulangi bencana yang terjadi.

"Tugas Tim Ops Aman Nusa II Polda Gorontalo membantu Kepolisian yang berada di Sulawesi Tengah untuk mengembalikan stabilitas keamanan menjadi kondusif pasca gempa dan tsunami yang terjadi," ujarnya.

Dalam pelaksanaannya Tim Operasi dibagi menjadi beberapa bagian diantaranya Tim Evakuasi, Tim Pengawalan dan Distribusi Bahan Makanan, Tim Kesehatan serta Tim Healing Pasca Trauma.

Pewarta: Adiwinata Solihin
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018