Industri batik Bantul serap 3.000 pembatik

8 Oktober 2018 09:41 WIB
Industri batik Bantul serap 3.000 pembatik
IKM Batik Bantul Pekerja menyelesaikan pembuatan batik tulis di Desa Wijirejo, Pandak, Bantul, Yogyakarta, Jumat (19/9). Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengatakan pertumbuhan batik cenderung mengalami kenaikan antara lima sampai sepuluh persen per tahun dan mampu menyerap sebanyak 2.056 tenaga kerja pembatik. (ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga)
Bantul, (ANTARA News) - Dinas Koperasi, Usaha Kecil Menengah dan Perindustrian Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, menyatakan industri yang bergerak pada sektor kerajinan batik daerah ini mampu menyerap sekitar 3.000 tenaga kerja atau pembatik.

"Dari empat sentra kerajinan batik yang ada di Bantul itu jumlah perajin secara keseluruhan kira-kira ada sekitar 3 ribuan pembatik," kata Sekretaris Dinas Koperasi, UKM dan Perindustrian Bantul, Kesi Irawati di Bantul, Senin.

Menurut dia, ribuan pembatik itu tersebar di kelompok perajin atau industri kecil menengah (IKM) batik di empat sentra yaitu Giriloyo Desa Wukirsari, Kembang Songo Jetis, Desa Wijirejo Pandak dan pedukuhan Gunting Pandak.

Ia mengatakan dari setiap sentra kerajinan batik mempunyai khas masing-masing sesuai produk yang dihasilkan, misalnya di Kembang Songo khas batik nitik, di Wijirejo batik tulis dan cap, dan Giriloyo khas batik tulis.

"Khusus di wilayah Giriloyo Wukirsari itu kira-kira ada sekitar seribuan pembatik. Dan di sana itu merupakan pusat sentra kerajinan batik tulis yang para pembatik merupakan turun temurun dari pembatik sebelumnya," katanya.

Pihaknya selaku pemerintah daerah terus mendorong pertumbuhan industri batik baik dari kualitas maupun inovasi motif, mengingat batik yang diproduksi secara tradisional sudah diakui UNESCO sebagai warisan budaya tak benda.

Bahkan, kata dia, pihaknya mendukung pencapaian target dari Pemda DIY yang akan menjadikan sentra batik Giriloyo sebagai proyek percontohan batik tulis pewarna alami guna mempertahankan Yogyakarta sebagai Kota Batik Dunia.

"Sangat mendukung pencapaian target unutk pewarna alami yang ada di Giriloyo, jadi nanti punya spesifikasi khusus, batik tulis dengan pewarna alami. Jadi kalau orang luar mau cari batik tulis pewarna alami langsung menuju Giriloyo," katanya.

Bahkan, kata dia, ketika Giriloyo sudah menjadi proyek percontohan sentra batik tulis pewarna alami nantinya ada fasilitasi baik sarana maupun proses pembuatan pewarna alami dengan melibatkan institusi terkait.

Baca juga: Yogyakarta intensifkan penggunaan pewarna alam untuk batik

Baca juga: Yogyakarta gencarkan sertifikasi pengrajin batik

Pewarta: Hery Sidik
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2018